Jika belum Mampu Menyaksikan Allah, Rasakan dalam Hatimu
foto: al jasim/afp/getty images
UM Surabaya

Rasulullah saw pernah ditanya oleh sahabat, “Ya Rasulullah apakah Allah itu jauh di langit atau dekat ya Rasulullah ?”

Ketika mendapat pertanyaan dari sahabat itu, Nabi saw menunggu sejenak sampai turun firman Allah yang berisi penjelasan untuk memberi jawaban atas pertanyaan sahabat tadi.

Jawaban yang Allah wahyukan kepada Nabi SAW adalah sebagai berikut :

وَاِ ذَا سَاَ لَـكَ عِبَا دِيْ عَنِّيْ فَاِ نِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّا عِ اِذَا دَعَا نِ ۙ  فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)

“Wahai Muhammad apabila ada hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang diri-Ku, yakni apakah Aku jauh di langit atau Aku dekat, berilah jawaban wahai Muhammad kepada umatmu itu bahwa sesungguhnya Aku ini dekat”.

Lalu sahabat Nabi saw itu bertanya kembali, “Kalau Allah itu betul-betul dekat ya Rasulullah, bagaimana dekatnya Allah dengan kita?”

Lalu turun lagi firman Allah menjelaskan bagaimana dekatnya Allah dengan insan. Kata Allah:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf 50: Ayat 16)

Allah itu lebih dekat daripada urat nadi di leher itu.
Kalaulah mata hitam dan mata putih yang ada pada mata kita ini dekat, maka Allah lebih dekat lagi pada diri kita daripada dekatnya mata hitam dan mata putih ini.

Kalaulah rasa dan perasaan itu dekat pada diri kita, maka Allah lebih dekat lagi pada diri kita dibanding dengan rasa dan perasaan pada diri.

Kalaulah hidup itu dekat pada diri kita, maka Allah lebih dekat lagi pada diri kita daripada dekatnya hidup pada diri kita. Tapi kenapa tidak kamu pahami. Wa fii anfusikum afalaa tubshirun?” kata Allah.

Dekatnya Allah SWT bisa lebih dirasakan dalam salat. Khusyuknya hati adalah di mana kita mampu merasakan hadirnya Allah yang selalu bersama kita.

Inilah yang dikatakan oleh Rasulullah saw, “Fa illam takun tarohu fa innahu yaroha (maka jika kamu belum mampu menyaksikan Allah, maka rasakan di dalam hatimu, hidupkan rasa rohanimu, bahwasanya Allah sedang melihat dan memperhatikan dirimu)”, terutama sewaktu menegakkan ibadah salat.

Barulah pada waktu itu ibadah salat terasa nikmat, dikarenakan mesranya komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhannya. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini