Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala) yang menyitir ucapan istri Fir’aun:
{رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ}
“Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga.” (At-Tahrim: 11)
Menurut para ulama, istri Fir’aun memilih tetangga sebelum memilih rumah. Hal yang semakna telah disebutkan dalam suatu hadis yang berpredikat marfu’.
{وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ}
“Dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya.” (At-Tahrim: 11)
Yakni bebaskanlah aku darinya, karena sesungguhnya aku berlepas diri kepada Engkau dari semua perbuatannya.
{وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ}
“Dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (At-Tahrim: 11)
Wanita ini bernama Asiah binti Muzahim r.a.
Abu Ja’far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Abul Aliyah yang mengatakan bahwa imannya istri Fir’aun melalui iman istri bendahara Fir’aun. Kisahnya bermula ketika istri bendahara duduk menyisiri rambut anak perempuan Fir’aun, lalu sisir yang digunakannya itu terjatuh, dan ia berkata, “Celakalah orang yang kafir kepada Allah.”
Maka anak perempuan Fir’aun bertanya kepadanya, “Apakah engkau punya Tuhan selain ayahku?” Istri bendahara menjawab, “Tuhanku, Tuhan ayahmu dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah.” Maka anak perempuan Fir’aun menamparnya dan memukulnya, lalu ia melaporkan hal itu kepada ayahnya.
Fir’aun memerintahkan agar istri bendahara ditangkap, lalu ia menanyainya, “Apakah engkau menyembah Tuhan lain selain aku?” Istri bendahara menjawab, “Ya. Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah, dan hanya kepada-Nya aku menyembah.”
Lalu Fir’aun menyiksanya dengan mengikat kedua tangan dan kedua” kakinya pada pasak-pasak dan melepaskan ular-ular berbisa untuk mengerumuninya. Istri bendahara dalam keadaan demikian hingga pada suatu hari Fir’aun datang dan berkata, “Apakah kamu mau menghentikan keyakinanmu itu?” Tetapi istri bendahara itu justru menjawab, “Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah.”
Fir’aun berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku akan menyembelih anak laki-lakimu yang terbesar di hadapanmu jika kamu tidak mau melakukan apa yang kuperintahkan.” Ia menjawab, “Laksanakanlah apa yang ingin engkau putuskan.”
Akhirnya Fir’aun menyembelih anak laki-lakinya di hadapannya; dan sesungguhnya roh anak laki-lakinya menyampaikan berita gembira kepadanya dan mengatakan, “Hai Ibu, bergembiralah, sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala anu dan anu.” Akhirnya ia tetap bersabar dan teguh dalam menghadapi siksaan itu.
Di hari yang lain Fir’aun datang, lalu mengatakan hal yang sama seperti sebelumnya, maka ia menjawabnya dengan kata-kata yang sama. Kemudian Fir’aun menyembelih lagi putranya yang lain di hadapannya.
Dan roh putranya itu menyampaikan berita gembira pula kepada ibunya seraya berkata, “Hai Ibu, bersabarlah, karena sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala yang besar sekali.”
Ternyata istri Fir’aun mendengar pembicaraan roh kedua putra istri bendahara itu, akhirnya ia beriman. Lalu Allah mencabut nyawa istri bendahara Fir’aun itu dan menampakkan pahala dan kedudukannya serta kemuliaannya di sisi Allah di mata istrinya Fir’aun, sehingga keimanan istri Fir’aun bertambah kuat dan begitu pula keyakinannya.