Mencuatnya fenomena feminisida atau kekerasan bahkan pembunuhan terhadap perempuan, Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah angkat bicara dan mendorong relasi sosial yang nirkekerasan.
Respon tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum PP ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah pada Sabtu (18/5/2024) di Kantor PP ‘Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta, dalam Konferensi Pers menjelang Milad ke-107 ‘Aisyiyah.
Tri Hastuti menyampaikan, mencuatnya fenomena feminisida sudah menjadi bahan diskusi di kalangan ‘Aisyiyah dan dimasifikasi ke seluruh jaringan kader ‘Aisyiyah melalui kegiatan pengajian dan lain-lain.
“Kita terus menguatkan nilai-nilai dasar yang terus kita lakukan, bahwa ‘Aisyiyah itu nirkekerasan itu menjadi nilai kita,” ungkap Tri Hastuti.
Nilai-nilai nirkekerasan yang dimiliki oleh ‘Aisyiyah ini diharapkan dapat disemaikan oleh kader-kader ‘Aisyiyah di setiap level kepemimpinan, baik di wilayah, daerah, cabang, sampai dengan ranting dan komunitas-komunitas ‘Aisyiyah.
Gerakan penanaman nilai-nilai nirkekerasan ini dilakukan oleh ‘Aisyiyah juga dengan menggandeng Muhammadiyah. Tri menjelaskan, sebab isu kekerasan perempuan ini tidak hanya cukup dipahami oleh kaum perempuan, tapi juga laki-laki.
“Pendekatan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah adalah pendekatan keluarga, di mana laki-laki menjadi sangat penting sekali untuk kemudian menjadi champion-champion (jagoan) untuk menolak kekerasan terhadap perempuan,” katanya.
Tidak hanya dilakukan untuk menyasar kelompok dewasa, gerakan penanaman nilai-nilai nirkekerasan juga dilakukan oleh ‘Aisyiyah kepada kelompok-kelompok remaja dengan menggandeng Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
“Dimulai dari anak-anak inilah sebenarnya feminisida bisa kita cegah,” tutup Tri Hastuti. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News