UM Surabaya

Hadis ini berpredikat garib lagi ‘aziz.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽูƒููˆู†ู ู„ููŠ ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽู‚ููˆู„ูŽ ู…ูŽุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู„ููŠ ุจูุญูŽู‚ู‘ู}

“Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya).” (Al-Maidah: 116)

Menurut Ibnu Abu Hatim, jawaban ini merupakan jawaban yang sempurna, mengandung etika yang tinggi. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr, dari Tawus, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Nabi Isa mengemukakan hujjah-nya, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menerimanya, yaitu dalam firman-Nya:

“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah’?โ€ (Al-Maidah: 116) Abu Hurairah menceritakan dari Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam)., bahwa setelah itu Allah mengajarkan hujjah itu kepada Isa. Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya).” (Al-Maidah: 116), hingga akhir ayat.

Hal ini telah diriwayatkan pula oleh As-Sauri, dari Ma’mar, dari Ibnu Tawus, dari Tawus dengan lafaz yang semisal.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{ุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชู ู‚ูู„ู’ุชูู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ุนูŽู„ูู…ู’ุชูŽู‡ู}

“Jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau telah mengetahui.” (Al-Maidah: 116)

Yakni jika hal ini pernah aku lakukan, maka sesungguhnya Engkau telah mengetahuinya, wahai Tuhanku. Karena sesungguhnya tidak ada sesuatu pun dari apa yang kukatakan samar bagi-Mu. Aku tidak pernah mengatakan hal itu, tidak pernah berniat untuk mengatakannya, tidak pula pernah terdetik dalam hatiku. Karena itulah dalam ayat selanjutnya disebutkan:

{ุชูŽุนู’ู„ูŽู…ู ู…ูŽุง ูููŠ ู†ูŽูู’ุณููŠ ูˆูŽู„ุง ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ู…ูŽุง ูููŠ ู†ูŽูู’ุณููƒูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุนูŽู„ุงู…ู ุงู„ู’ุบููŠููˆุจู * ู…ูŽุง ู‚ูู„ู’ุชู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุฅูู„ุง ู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑู’ุชูŽู†ููŠ ุจูู‡ู}

“Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya.” (Al-Maidah: 116-117)

Yakni yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikannya kepada mereka.

{ุฃูŽู†ู ุงุนู’ุจูุฏููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุฑูŽุจู‘ููŠ ูˆูŽุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู’}

“Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian!” (Al-Maidah: 117)

Yakni tidak sekali-kali aku seru mereka melainkan kepada apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk menyampaikannya kepada mereka, yaitu: Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian. (Al-Maidah: 117) Yakni itulah yang aku katakan kepada mereka.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{ูˆูŽูƒูู†ู’ุชู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุดูŽู‡ููŠุฏู‹ุง ู…ูŽุง ุฏูู…ู’ุชู ูููŠู‡ูู…ู’}

“Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka.” (Al-Maidah: 117)

Yakni aku dapat menyaksikan semua amal perbuatan mereka selama aku berada bersama-sama mereka.

{ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุชูŽูˆูŽูู‘ูŽูŠู’ุชูŽู†ููŠ ูƒูู†ู’ุชูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽู‚ููŠุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ู‘ู ุดูŽูŠู’ุกู ุดูŽู‡ููŠุฏูŒ}

Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Al-Maidah: 117)

ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆ ุฏูŽุงูˆูุฏูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠูŽุงู„ูุณููŠู‘ู: ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุดูุนู’ุจูŽุฉ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุงู†ู’ุทูŽู„ูŽู‚ู’ุชู ุฃูŽู†ูŽุง ูˆูŽุณููู’ูŠูŽุงู†ู ุงู„ุซู‘ูŽูˆู’ุฑููŠู‘ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูุบููŠุฑูŽุฉู ุจู’ู†ู ุงู„ู†ู‘ูุนู’ู…ูŽุงู†ู ููŽุฃูŽู…ู’ู„ูŽุงู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณููู’ูŠูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ูุŒ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุงู…ูŽ ุงู†ู’ุชูŽุณูŽุฎู’ุชู ู…ูู†ู’ ุณููู’ูŠูŽุงู†ูŽุŒ ููŽุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุณูŽุนููŠุฏูŽ ุจู’ู†ูŽ ุฌูุจูŽูŠู’ุฑู ูŠูุญูŽุฏู‘ูุซู ุนูŽู†ู ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจู‘ูŽุงุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู…ูŽ ูููŠู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุจูู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: “ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูู…ู’ ู…ูŽุญู’ุดููˆุฑููˆู†ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽุŒ ุญูููŽุงุฉู‹ ุนูุฑูŽุงุฉู‹ ุบูุฑู’ู„ุง ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุฏูŽุฃู’ู†ูŽุง ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูŽ ุฎูŽู„ู’ู‚ู ู†ูุนููŠุฏูู‡ูุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽู„ูŽุงุฆูู‚ู ูŠููƒู’ุณู‰ ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู…ูุŒ ุฃูŽู„ูŽุง ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ูŠูุฌูŽุงุกู ุจูุฑูุฌูŽุงู„ู ู…ูู†ู’ ุฃูู…ู‘ูŽุชููŠ ููŽูŠูุคู’ุฎูŽุฐู ุจูู‡ูู…ู’ ุฐูŽุงุชูŽ ุงู„ุดู‘ูู…ูŽุงู„ู ููŽุฃูŽู‚ููˆู„ู: ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจููŠ. ููŽูŠูู‚ูŽุงู„ู: ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ู„ูŽุง ุชูŽุฏู’ุฑููŠ ู…ูŽุง ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซููˆุง ุจูŽุนู’ุฏูŽูƒูŽ. ููŽุฃูŽู‚ููˆู„ู ูƒูŽู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญู: {ูˆูŽูƒูู†ู’ุชู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุดูŽู‡ููŠุฏู‹ุง ู…ูŽุง ุฏูู…ู’ุชู ูููŠู‡ูู…ู’ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุชูŽูˆูŽูู‘ูŽูŠู’ุชูŽู†ููŠ ูƒูู†ู’ุชูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽู‚ููŠุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ู‘ู ุดูŽูŠู’ุกู ุดูŽู‡ููŠุฏูŒ * ุฅูู†ู’ ุชูุนูŽุฐู‘ูุจู’ู‡ูู…ู’ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุนูุจูŽุงุฏููƒูŽ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ููŽุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฒููŠุฒู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู…ู} ููŽูŠูู‚ูŽุงู„ู: ุฅูู†ู‘ูŽ ู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฒูŽุงู„ููˆุง ู…ูุฑู’ุชูŽุฏู‘ููŠู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽุนู’ู‚ูŽุงุจูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ุฐู ููŽุงุฑูŽู‚ู’ุชูŽู‡ูู…ู’”.

“Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, bahwa ia pergi bersama Sufyan As-Sauri menuju tempat Al-Mugirah ibnun Nu’man, lalu Al-Mugirah mengimlakan kepada Sufyan yang ditemani olehku. Setelah Al-Mugirah pergi, aku menyalinnya dari Sufyan. Ternyata di dalamnya disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Jubair yang menceritakan hadis berikut dari Ibnu Abbas yang telah menceritakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) berdiri di hadapan kami untuk mengemukakan suatu petuah dan nasihat. Beliau bersabda: Hai manusia, sesungguhnya kalian kelak akan dihimpunkan oleh Allah (Subhanahu wa Ta’ala) dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang lagi belum dikhitan. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. (Al-Anbiya: 104) Dan sesungguhnya manusia yang mula-mula diberi pakaian kelak di hari kiamat ialah Nabi Ibrahim. Ingatlah, sesungguhnya kelak akan didatangkan banyak orang laki-laki dari kalangan umatku, lalu mereka digiring ke sebelah kiri, maka aku berkata, “Sahabat-sahabatku! ” Tetapi dijawab, “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang dibuat-buat oleh mereka sesudahmu.โ€ Maka aku katakan seperti apa yang dikatakan oleh seorang hamba yang saleh, yaitu: Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau; dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-Maidah: 117-118) Maka dikatakan, “Sesungguhnya mereka terus-menerus dalam keadaan mundur ke belakang mereka sejak engkau berpisah dengan mereka.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini