ahir Procot Ori Muhammadiyah, Dapat KTAM atas Rekom Ketua PWM Jatim
Ferry Is Mirza (kanan) menerima penghargaan dari KH Sholihin Fanani. foto: ist

Penganugerahan Majelistabligh Award 2024 menyisakan banyak cerita yang mengesankan. Salah satunya datang dari Ferry Is Mirza. Jurnalis senior yang lebih 30 tahun mendedikasikan diri menggeluti dunia jurnalistik.

Ferry Is Mirza mendapat penghargaan Majelistabligh Award 2024 bersama tiga penulis terproduktif lain, yakni Dr Nurbani Yusuf (Ketua MUI Kota Batu), Sigit Subiantoro (mubaligh asal Kabupaten Kediri) dan M. Nashihuddin (Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur).

Saat memberikan testimoni, Ferry bercerita jika dirinya berasal dari keluarga Muhammadiyah. Ferry Lahir pada 23 Maret 1955 hari Rabu menjelang subuh di BKIA Muhammadiyah (Kini RS Muhammadiyah Surabaya), Jalan KH Mas Mansyur, Surabaya.

“Saya dilahirkan oleh ibunda Hj Siti Nur Laela Lubis (kini sudah almarhumah). Ditangani oleh bidan Ibu Burhan (kini sudah almarhumah) dan Ibu Tulus (kini sudah almarhumah). Jadi dari lahir procot, saya sudah ori Muhammadiyah,” katanya lalu disambut tepuk tangan dan takbir para hadirin.

Saat menerima penghargaan, Kamis (23/5/2024) lalu, hadir Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrahman Kamal Lc, MSi, Wakil Ketua PWM Jatim Dr. M. Sulthon Amien, Wakil Ketua PWM Jatim Dr. Sholihin Fanani, dan Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim Abdul Basith Lc, MPdI.

Ferry menyatakan sangat bersyukur. Karena selain menerima sertifikat sebagai penulis terproduktif, hari itu tepat setahun lebih seminggu dia dapat Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah (KTAM) asli dengan NBM 5523 1474481 yang ditandatangani Haedar Nashir dan Abdul Mu’ti, tertanggal 16 Mei 2023

“Saya bisa dapat KTAM atas rekomendasi Pak Sukadiono (Ketua PWM Jatim) dan ditindaklanjuti adinda Mas Agus Wahyudi (ketua Divisi Dakwah Digital Majelis Tabligh PWM Jatim),” ungkap dia yang lagi-lagi disambut ger-geran dan tepuk tangan.

Ferry menuturkan, dia datang ke Kantor PWM Jatim ini merupakan yang kedua kali. Pertama, menghadiri undangan Kiai Saad Ibrahim (waktu itu ketua PWM Jatim) tahun 2020.

Ketika itu, dia memberi testimoni soal Persatuan Sepakbola Hizbul Wathan (PSHW). Beberapa rekannya hadir dalam acara yang digelar di ruang rapat lantai dasar kantor PWM itu, di antaranya Dhimam Abror (putra almarhum KH Djuraid Mahfudh) Rudiansyah (putra almarhum H. Manan Chamid) Mas Agus Wahyudi (mantan wartawan Radar Surabaya), Faisol Taslan (mantan wartawan Media Indonesia) dan Hidayatullah (Rektor Umsida) serta Sudarusman (Kepala SMA Muhammadiyah 10 Surabaya).

Lantas, kenapa Ferry diminta testimoni tentang PSHW? Usut punya usut, ternyata ayahanda dia HM Gazali Dalimunthe (kini sudah almarhum) adalah Pembina PSHW era 1960-70an.

Sewaktu mengurusi PS HW, Ferry berusia 10-15 tahun. Oleh ayahanda dia sering diajak melihat latihan tim PSHW di lapangan sepak bola di Tambaksari. Lapangan itu berasa d Jalan Kapas Krampung (kini jadi Kapas Krampung Plaza) dan lapangan DKA Pacarkeling.

Waktu mengurus PSHW, Ghazali Dalimunthe dibantu Asmara Hadi (manajer) Manan Chamid (bendahara) dan Amin Chafrawi (Sekretaris).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini