UM Surabaya

Di era itu, PSHW sangat disegani. Di kompetisi Klub Persebaya, PSHW selalau menempati papan atas. Mengalahkan PS Naga Kuning (Suryanaga klub Tionghoa), PS IM, PSAD, PSAL, PS Sakti, PS Mars dan PS Assyabaab.

“Ayah saya dulu juga pernah menjadi ketua di klub Assyabaab,” cetus Ferry).

Menurut Ferry, PSHW bisa moncer waktu itu karena memiliki pemain kaliber nasional. Antara lain, Hadi Purnomo dan Suharsoyo, gelandang Anjik Alinurdin, Nadir, Wantoyo, Usman, Muchid, Djoko, Cicak, Waskito.

Para pemain PSHW jadi pemain andalan Persebaya dan sering diminta PSSI adalah Suharsoyo, Anjik, dan Waskito.

Selain mengurusi PSHW, Ghazali Dalimunthe juga aktif di Muhammadiyah. Entah apa jabatannya. Yang pasti rumah di Perak Timur 306-308 (depan Masjid Mujahiddin) sekarang  sekarang ditempati adiknya tang karib disapa Coki.

“Rumah saya di Perak Timur itu sering jadi tempat pertemuan. Yang sering hari Ahad mulai ba’da Isya hingga larut malam. Yang saya ingat kerap hadir Pak Anourofiq Mansur, Dr Suwandi, Pak Gani, Dr Suherman, Pak Bey Arifin, Pak Anwar Zen, Pak AW Suyoso, Pak Hamim Tohari, Pak Manan Chamid, Pak Ridwan Grogol, Pak Asmara Hadi dan Pak Amin Chafrawi serta dua paman saya, Hisyam Jahya da Hasyim Jahya,” beber Ferry.

Ferry menambahkan, ibunya bersama Ibu Ulfa (istri Pak Anourofiq Mansur) dan Ibu Hidun mendirikan TK Bustanul Athfal di rumah singgah saya,di Ampel Kusumba Pasar 37.

“Saya bersyukur saat menikah tahun 1978 usia 23 tahun. Yang jadi saksi Pak Anwar Zen, Pak Hamim Tohari yang memberi tausyiah nikah. Sedangkan qorinya Muhammad Dong,” ujarnya.

Sejak 1982-1985, Ferry bekerja di PUSKUD Jatim atas rekomendasi Pak Bustanil Arifin (waktu itu Menkop/Kabulog). Ferry saya dikarunia dua anak (putri dan putra). Dan selama tiga tahun tulisan dia tentang program Inpres 9/75 TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi) dimuat di Harian Sore Surabaya Post.

Tahun 1986-2004, Ferry menjadi wartawan Jawa Pos . Diberi amanah menjadi Kabiro JP di Jember, Madura, Purwokerto, serta Korlip saat JP di kantor Karahagung.

Beberapa berita yang dia tulis dan menjadi topik nasional, antara lain Kasus Tanah Jenggawah, Warga vs PTP, Kakansopol Lumajang Dilaporkan ke Kotak Pos 5000, Peristiwa Poso dan Dibentuknya BASRA, Kasus Apegti Jatim

Setelah pensiun dini dari Jawa Pos,  selama setahun 2004 dia menjadi stafsus Arif Afandi yang menjabat Wawali Surabaya. Dia juga menjabat Assmen Tim Persebaya–yang waktu itu manajernya Indah Kurnia (kini anggota DPR RI) dan pelatih Jacksen Tiago, tahun 2005. Lalu tahun 2007, dia mendampingi Dahlan Iskan transplansi hati di Tianjin, China.

“Sekarang saya masih diberi amanah sebagai Sekretaris Dewan Kehormatan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jatim. Saya membantu istri mengelola KBIHU (Kantor Bimbingan Ibadah Haji Umrah) Al Multazam di Sidoarjo,” pungkasnya. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini