UM Surabaya

Al-Qur’an diturunkan sebagai obat (penawar), baik untuk penyakit badan dan juga penyakit hati.

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra’: 82)

Al-Qur’an diturunkan sebagai peringatan bagi orang-orang yang mau merenunginya.

Pada ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, Allah Ta’ala menjelaskan keutamaan yang dimiliki oleh Al-Quranul Karim.

Allah Ta’ala telah menjadikan Al-Qur’an penuh berkah dan petunjuk bagi semesta alam. Allah Ta’ala menjadikan di dalam Al-Qur’an penyembuh atas berbagai penyakit, lebih-lebih penyakit syubhat dan syahwat yang terdapat di dalam hati.

Allah Ta’ala pun menjadikan Al-Quran sebagai kabar gembira dan kasih sayang bagi semesta alam, juga menjadi pengingat bagi orang orang yang mau ingat dan menjadikan di dalamnya terdapat ayat-ayat peringatan. Semua itu agar manusia mau bertakwa dan bisa menjadi pengingat bagi mereka.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila orang yang menekuni Al-Qur’an adalah di antara wali (kekasih) Allah.

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah mempunyai banyak ahli (wali) dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah mereka itu?” Beliau menjawab, “Mereka adalah ahlul Quran, mereka adalah para ahli dan orang khusus Allah.” (HR. Ahmad 12293, An-Nasa’i dalam Al-Kabir no. 7977, dan Ibnu Majah no. 215, dinilai sahih oleh Al-Albani)

Demikian pula, hamba Allah yang terbaik adalah mereka yang senantiasa tekun belajar Al-Quran dan kemudian mengajarkan Al-Qur’an.

Dari sahabat Utsman radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Orang yang paling baik diantara kalian adalah seorang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari 5027)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini