Menentukan arah kiblat, yaitu posisi Kakbah dari suatu tempat di permukaan bumi, merupakan elemen penting dalam praktik ibadah umat Islam.
Beberapa amalan yang terkait erat dengan arah kiblat ini telah dijelaskan dalam berbagai hadis Nabi Muhammad Saw.
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Rahmadi Wibowo membeberkan enam amalan yang menekankan pentingnya arah kiblat:
Hal itu ditegaskan dalam acara Pelatihan Ahli Ukur Arah Kiblat yang diselenggarakan Majelis Tarjih dan Tajdid PW DI Yogyakarta dan Pusat Tarjih Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan di Aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Sabtu (25/5/2024).
Pertama, Salat
Salat adalah ibadah utama yang sangat terkait dengan arah kiblat. Nabi Muhammad Saw selalu menghadap kiblat saat mendirikan salat.
Muhammad bin ‘Amr Ibn ‘Atha’ meriwayatkan bahwa Abu Humaid as-Sa’idi berkata, “Jika Rasulullah Saw akan mendirikan salat, beliau menghadap kiblat, mengangkat tangan, lalu mengucapkan Allahu Akbar” (HR. Ibnu Majah).
Hal ini menegaskan pentingnya kiblat sebagai arah utama dalam pelaksanaan salat.
Kedua, Mengubur Jenazah
Penguburan jenazah juga harus mengikuti arah kiblat. Ubaid bin ‘Umair meriwayatkan bahwa ayahnya, yang pernah menyertai Rasulullah saw, menceritakan tentang dosa-dosa besar dan menekankan pentingnya menghormati kiblat, baik dalam keadaan hidup maupun mati (HR. Abu Dawud).
Ini menunjukkan bahwa orientasi kiblat berlaku tidak hanya bagi yang hidup tetapi juga dalam proses pemakaman.
Ketiga, Melempar Jumrah
Arah kiblat juga penting dalam pelaksanaan ibadah haji, khususnya saat melempar jumrah. Abdullah bin ‘Umar ra. mengisahkan bahwa ia melihat Nabi saw melempar Al-Jumrah Ad-Dunya (Al Ulaa, awal) dengan tujuh kerikil, lalu berdiri menghadap kiblat untuk berdoa (HR. al-Bukhari). Amalan ini mempertegas kiblat sebagai arah dalam setiap aspek ibadah haji.
Keempat, Berdoa dan Berzikir
Dalam berbagai kesempatan, Nabi Saw berdoa dan berzikir menghadap kiblat. Abdullah bin Zaid meriwayatkan bahwa Nabi Saw keluar menuju tempat salat untuk meminta hujan, lalu berdoa dengan menghadap kiblat dan membalikkan selendangnya (HR. al-Bukhari).
Ini menunjukkan bahwa kiblat juga merupakan arah yang diutamakan saat berdoa, terutama dalam doa-doa khusus.
Kelima, Menyembelih Hewan Kurban
Penyembelihan hewan kurban pada hari raya Idul Adha juga dilakukan dengan menghadap kiblat. Dari Jabir bin Abdullah, diriwayatkan bahwa Nabi saw menyembelih dua domba pada hari Kurban dengan menghadap kiblat, seraya mengucapkan, “Inni wajjahtu…” (HR. Abu Dawud).
Ini menunjukkan bahwa arah kiblat diperhatikan bahkan dalam prosesi penyembelihan hewan kurban.
Keenam, Buang Hajat
Dalam keadaan terbuka, ketika hendak buang hajat, maka arah kiblat harus diperhatikan. Abu Ayyub al-Ansari meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Apabila kalian buang hajat, janganlah menghadap atau membelakangi kiblat. Namun, menghadaplah ke timur atau ke barat” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Ini memperlihatkan adanya etika dalam kehidupan sehari-hari yang menghormati kiblat.
Amalan-amalan ini menunjukkan betapa pentingnya arah kiblat dalam berbagai aspek kehidupan seorang Muslim, dari salat hingga urusan sehari-hari seperti buang hajat.
Dengan mengikuti petunjuk yang diberikan Nabi Muhammad Saw melalui berbagai hadis, umat Islam dapat memastikan bahwa mereka selalu menghormati dan mengarahkan diri mereka sesuai dengan perintah Allah. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News