*)Oleh: Ahmad Firdausi Perdana, Lc, SPd I
Wakil Ketua PDM Nganjuk
Permasalahan dan kesulitan justru menguatkan kita, bukan melemahkan. Masalah dan kesulitan ada untuk mendewasakan kita. Tanpa ada masalah dan kesulitan mungkin kita tidak akan belajar untuk bertumbuh kembang.
Namun wajar dan manusiawi apabila kita merasa sedih saat ada masalah dan kesulitan. Yang terlarang adalah keputusasaan. Karena putus asa adalah sifat orang kafir dan orang tersesat.
Surat Yusuf Ayat 87:
يَٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir“.
Surat Al-Hijr Ayat 56
قَالَ وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِۦٓ إِلَّا ٱلضَّآلُّونَ
Artinya: Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”.
Seorang mukmin harus mempunyai ketangguhan mental dan spiritual untuk menghadapi masalah, betapapun berat dan sulitnya masalah tersebut. Seperti halnya Ibunda Hajar, saat menhadapi kahausan Ismail di tengah gurun tandus tanpa ada oasis.
Sesungguhnya Allah menjajikan satu kesulitan dibaliknya banyak kemudahan. Inilah jaminan-Nya yang diungkapkan dengan indah dalam al-Qur’an. Pada ayat kelima dan keenam surat Al-Insyirah.
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan (al-‘usr) itu ada kemudahan (yusran), sesungguhnya sesudah kesulitan (al-‘usr) itu ada kemudahan (yusran).
Perlu diketahui bahwa ketika Allah menyebutkan kesulitan, hal itu disertai dengan alif lam. Artinya al-‘usr merupakan bentuk dari kata benda ma’rifat. Ketika Allah menyebutkan kemudahan yusran tidak menyertakan alif lam. Artinya yusran merupakan bentuk dari kata benda nakirah. Kata benda ma’rifat artinya istimewa, spesifik, pasti. Sedangkan kata benda nakirah berarti umum, menyeluruh, banyak.
Jadi ayat keenam mempunyai tingkat kesulitan yang sama dengan ayat kelima. Sedangkan kemudahan di ayat keenam berbeda dengan kemudahan di ayat kelima. Jadi maksud kalimat di atas adalah satu kesulitan pasti ada banyak kemudahan. Betapa indah janji Allah.
Tugas kita adalah melakukan yang terbaik untuk menemukan jalan-jalan kemudahan.
Jadi, apakah kita masih lemah menghadapi masalah dan kesulitan? (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News