UM Surabaya

Jamaah sekalain yang muliakan Allah…

Normalnya manusia itu ketika Allah uji dengan musibah maka dia akan kembali kepada Allah. tapi sayang seribu sayang, karena Nabi Musa telah berdoa “

وَاشْدُدْ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْا حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ

Ya Allah, kunci matilah hati mereka sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang sangat pedih betul-betul ada di hadapan mereka

Jamaah sekalian yang dimuliakan Allah

Kadang, teguran dari Allah itu datang bertubi-tubi kepada kita. Mulai dari diri sendiri yang sakit, tambah lagi sakit anggota keluarga, tambah lagi anak yang sakit, tambah lagi bangkrut usaha, tambah lagi istri minta cerai, tambah lagi kawan-kawan menghindar dan lain-lain.

Semua musibah yang datang bertubi-tubi kepada kita Allah hanya ingin supaya kita sadar. Maka mari kita berusaha kembali Allah tanpa harus menunggu ujian-ujian itu datang. Karena oramng muslim itu selalu berusaha membuka mata, telinga dan hatinya. Appa yang dia lihat, apa yang dia dengar dan apa yang dia rasakan hendaknya menjadi ibroh atau pelajaran untuk dirinya.

Ada yang lewat iring-iringan jenazah, itu sebenarnya peringat untuk kita yang masih hidup. Ada pengusaha yang bangkrut maka itu nasehat untuk dia, ada rumah tangga yang hancur itu nasehat untuk dia, ada anak durhaka yang dia lihat itu pun jadi nasehat untuk dia. Maka itulah orang mukmin yang bukan hanya pintar mengomentari akan tetapi dia juga pandai mengambil pelajaran.

Maka kami mengirim kepada mereka banjir yang amat deras yang menenggelamkan tanaman-tanaman dan buah-buahan. Dan kami kirim belalang, yang menghabiskan tanaman-tanaman dan buah-buahan mereka, (merusak) pintu-pintu, atap-atap dan pakaian-pakian mereka. Dan kami kirimkan kutu yang merusak tanaman-tanaman dan mematikan hewan-hewan ternak dan tanaman-tanaman. Dan kami kirim katak-katak yang memenuhi bejana-bejana, makanan-makanan dan tempat pembaringan mereka. Kami juga mengirim darah, sehingga sungai-sungai dan sumur-sumur berubah menjadi darah, akibatnya mereka tidak menemukan air yang layak di minum. Ini merupakan tanda-tanda kekuasaan dari Allah, yang tidak ada yang kuasa mendatangkannya selain Allah, masing-masing tanda kekuasaan datang secara terpisah dari yang lain.

Meskipun demikian, kaum fir’aun tetap merasa angkuh dan sombong untuk beriman kepada Allah. Mereka manusia-manusia yang suka berbuat apa yang dilarang oleh Allah berupa maksiat-maksiat dan tindakan kefasikan lain dengan penuh kesombongan dan penolakan. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini