Heatstroke atau dikenal dengan serangan panas, merupakan sebuah kondisi di mana tubuh tidak mampu mengontrol kenaikan suhu yang disebabkan oleh cuaca yang panas.
Tanda dan gejala yang muncul adalah terjadinya kenaikan suhu secara mendadak lebih dari 39,5°C, tubuh tidak mampu mengeluarkan keringat, kulit memerah, panas, dan kering, muncul gejala sakit kepala atau pusing, mual dan muntah, serta nadi menjadi lebih cepat dan kuat, pernapasan menjadi lebih cepat dan pendek, hingga terjadi penurunan kesadaran.
Menurut Ira Purnamasari, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Univesitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, salah satu penyebab heatstroke pada jamaah haji adalah suhu yang panas dan paparan sinar matahari yang terik, aktivitas yang berat, sedangkan tubuh dalam kondisi kekurangan cairan atau dehidrasi, disertai adanya kondisi medis tertentu seperti penyakit jantung, obesitas, atau tubuh sudah dalam kondisi sakit/demam.
“Suhu tubuh harus segera diturunkan, karena jika tidak maka akan dapat memicu kerusakan organ vital yang berujung pada kejang dan kematian,” ujar Ira, Selasa (28/5/2024)
Ira menjelaskan, penanganan yang dapat dilakukan jika seseorang mengalami heatstroke atau menemui seseorang dengan serangan heatstroke adalah :
Pertama, segera bawa penderita ke tempat yang teduh, tempat yang dingin, atau tempatkan pada ruangan ber-AC.
Kedua, kendurkan semua pakaian agar penderita dapat bernapas dan memperoleh oksigen secara maksimal.
“Ketiga kompres menggunakan handuk atau kain yang telah dibasahi pada bagian kepala, leher, ketika, dan selangkangan, atau bisa juga membasahi badan penderita dengan air dingin,” terang Ira.
Keempat, jika seseorang masih dalam kondisi sadar, segera berikan air minum untuk menghidrasi tubuh dan terakhir segera mencari pertolongan medis.
Dalam keterangannya, Ira juga membagikan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan agar seseorang tidak mengalami serangan heatstroke saat ibadah haji.
Pertama, cukupi kebutuhan cairan tubuh, minum 1 gelas air (300cc) atau lebih setiap jam, jangan menunggu haus untuk minum
Kedua, hindari terkena sinar matahari langsung, gunakan payung atau penutup kepala untuk melindungi tubuh dari terik matahari, dan segera semprotkan air/ basahi tubuh yang terkena sinar matahari langsung
Ketiga, istirahat yang cukup, tidak memforsir tenaga pada aktivitas yang tidak berhubungan dengan ibadah
Keempat, mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, hindari minuman manis karena menyebabkan dahaga berlebih dan sebabkan dehidrasi
“Terakhir, lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin jika memiliki riwayat penyakit tertentu,” tutur Ira. (*/is)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News