*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari
Pendidikan karakter berujung pendewasaan. Salah satu di antara karakter dewasa adalah tingginya kualitas penjagaan terhadap kehormatan orang lain.
Al-Qur’an menunjukkan anak yang memiliki kedewasaan akan menjaga etika dalam memasuki kamar orang dewasa, atau penghormatan kepada yang lebih tua.
Anak-anak dididik untuk mengetuk pintu kamar bila ingin memasukinya atau menghormati kepada orang lain. Hal menunjukkan kedewasaan. Al-Qur’an mengabadikan hal ini sebagaimana firman-Nya :
وَاِ ذَا بَلَغَ الْاَ طْفَا لُ مِنْكُمُ الْحُـلُمَ فَلْيَسْتَـأْذِنُوْا كَمَا اسْتَـأْذَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمْ اٰيٰتِهٖ ۗ وَا للّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
“Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa, maka hendaklah mereka (juga) meminta izin, seperti orang-orang yang lebih dewasa meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”
(QS. An-Nur : 59)
Hal yang sama juga terlihat ketika di Masjidil Haram banyaknya manusia berbeda sikapnya sesuai dengan kedewasaannya.
Mereka yang dewasa akan mengucapkan penghormatan dengan salat dua rakaat, atau melepas sandal saat memasuki arena utama yang dipergunakan salat.
Termasuk menjaga kebersihan dan menjaga ucapan ketika di dalam atau di luar masjid.
Majelis Rasul
Al-Qur’an memberi panduan agar kedewasaan seseorang terbentuk. Dalam konteks ini menghormati rasul, ketika mau keluar dari majelisnya. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاِ ذَا كَا نُوْا مَعَهٗ عَلٰۤى اَمْرٍ جَا مِعٍ لَّمْ يَذْهَبُوْا حَتّٰى يَسْتَأْذِنُوْهُ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَـأْذِنُوْنَكَ اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ۚ فَاِ ذَا اسْتَأْذَنُوْكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِّمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمُ اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“(Yang disebut) orang mukmin hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya (Muhammad), dan apabila mereka berada bersama-sama dengan dia (Muhammad) dalam suatu urusan bersama, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sungguh orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang engkau kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nur : 62)