Tujuan dari rangkaian menunaikan Ibadah haji yang diikuti oleh jutaan manusia adalah Haji Mabrur (Hajjan mabruran). Lalu bagaimana syarat dan ketentuan agar seseorang meraih Hajjan mabruran?
Menurut Ustazd Haji Ridwan Abu Bakar, yang dosen sejarah Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, penentu pertama seseorang meraih gelar haji mabrur adalah tergantung Ikhtiar seorang muslim yang menunaikan Ibadah haji.
Menurutnya, seseorang yang menunaikan Ibadah haji akan meraih predikat mabrur setelah menjalankan segala syarat yang telah disyariatkan oleh Allah SWT dan Rosulullah Muhammad SAW secara benar.
“Yang pertama muslim harus menjalankan seluruh rangkaian Ibadah haji sesuai syariat Allah dan Rosulullah Muhammad SAW,” ujarnya seperti Ia sampaikan dalam salah satu sesi pengarahan dan pembinaan pada rombongan jemaah haji dari KBIHU Jabal Nur di Hotel Bilal Misfalah Makkah, Kamis (30/05/2024).
Lebih lanjut Anggota Majelis Tabligh PWM Jawa Timur itu menambahkan, setelah seorang Muslim berikhtiar sekuat tenaga untuk menunaikan syariat yang telah ditentukan Allah dan Rosul baru selebihnya diserahkan kepada Allah.
“Ada unsur ridlo, ada tawakal dan keikhlasan, jadi tidak tergantung Allah semata melainkan ada Ikhtiar dan tawakkal manusia secara maksimal baru selebihnya hak mutlak penentu akhirnya adalah Allah SWT,” lanjutnya.
Ia memberikan ilustrasi sederhana haji mabrur dimisalkan seperti nilai mahasiswa, itu memang tergantung sepenuhnya dengan dosen, tetapi tidak mungkin dosen memberikan nilai tanpa melihat dan mempertimbangkan aktivitas dan partisipasi mahasiswa dalam menjalankan tugas-tugas kuliahnya.
“Karena jika nilai mahasiswa tergantung selera dosen, itu dzolim namanya, tapi kan tetap mempertahankan partisipasi dan Ikhtiar mahasiswa,” lanjutnya.
Sehingga penentu rangkaian kegiatan haji agar meraih Haji Mabrur sepenuhnya atas Ikhtiar pelaksana haji, baru kemudian hak Allah SWT sebagai penentu terakhir.
“Penentu akhirnya baru kita serahkan kepada Allah SWT, rangkaian syarat rukunnya mari kita tunaikan sekuat tenaga dan fokus mengisi rangkaian Ibadah dengan Ikhlas dan tawakkal karena Allah,” pungkasnya.