UM Surabaya

Pengertian Haji Mabrur

Dalam forum yang sama, Ustazd Ridwan mengupas lebih dalam makna mabrur dan manasik Ibadah haji yang harus ditunaikan sebagai syarat sah, sepertinya tawaf, sai dan lain lain.

Dalam Istilah Bahasa, haji mabrur adalah haji yang merupakan  rangkaian Ibadah yang mendapatkan ridlo dari Allah SWT, yang baginya tiada lain kecuali balasan surga.

Seperti dalam hadist :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya, maula Abu Bakar bin ‘Abdur Rahman dari Abu Shalih As-Samman dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Umrah ke ‘umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga“. [Muttafaq ‘alaih: Shahih al-Bukhari (no. 1650), Shahiih Muslim (no. 2403), Sunan at-Tirmidzi (no. 855), Sunan Ibnu Majah (no. 2879), Sunan an-Nasa-i (no. 2582].

Diantara rangkain Ibadah haji yang pertama dilakukan adalah melakukan ritual Tawaf yakni berjalan mengelilingi Ka’bah.

Tawaf adalah ritual pertama yang dilakukan oleh jamaah haji setibanya di Masjidil Haram. Tawaf menggambarkan kesederhanaan, kesetiaan, dan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT.

Ketika seorang muslim mengelilingi Ka’bah tujuh kali, mereka mengingat dan memperkuat kembali kesetiaan mereka kepada Tuhannya.

Tawaf juga mencerminkan persatuan umat Islam di seluruh dunia. Ketika jutaan jamaah haji dari berbagai negara dan budaya berkumpul di Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf, mereka menyaksikan kekuatan dan keindahan dari persatuan umat Islam.

Jutaan manusia berjubel berhimpitan bahkan tidak jarang terinjak namun belum ada sejarah muslim yang berkonflik, marah akibat gesekan pada ritual tawaf.

Ini mengingatkan mereka, bahwa di hadapan Allah SWT, tidak ada perbedaan antara satu manusia dengan yang lainnya kecuali dalam ketakwaan.

Jutaan manusia seolah berebut ingin meraih kemulyaan beribadah di kota Makkah dengan berbagai kemulyaan yang diberikan.

Kota Makkah ini dijadikan Allah sebagai tempat beribadah para hamba-Nya sepanjang masa, dari manusia pertama Adam a.s., Ibrahim a.s. sampai Nabi Muhammad SAW beserta seluruh umatnya sampai akhir zaman.

Untuk itu, Allah SWT membangun “Rumah-Nya” (Baitullah, Ka’bah) di kota ini, sebuah tempat yang tidak boleh seorang pun masuk ke dalamnya kecuali dengan kerendahan hati, khusyu’, dengan kepala terbuka serta meninggalkan bentuk pakaian dan perhiasan dunia. Inilah tempat, dimana Allah SWT menjadikannya sebagai penghapus dosa-dosa masa lalu.(m.roissudin)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini