Tanpa Kader Ulama, Muhammadiyah Bisa Menjadi Gerakan Kebudayaan Semata
Ketua Divisi Pendidikan dan Keulamaan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Fahmi Muqoddas.

Ketua Divisi Pendidikan dan Keulamaan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Fahmi Muqoddas, menegaskan arti penting ulama bagi keberlanjutan Muhammadiyah. Hal ini disampaikan dalam acara Focused Group Discussion (FGD) Pedoman Perkaderan Ulama Tarjih Muhammadiyah yang digelar di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan KH. Ahmad Dahlan, pada Sabtu (1/6/2024).

Mengutip pernyataan dari Kuntowijoyo, Fahmi menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam yang mengusung prinsip amar ma’ruf nahi munkar, sehingga eksistensi ulama di dalamnya menjadi sangat vital. Tanpa ulama, Muhammadiyah berpotensi berubah dari gerakan Islam menjadi gerakan kebudayaan semata.

“Ketika berbicara soal ulama di Muhammadiyah, saya teringat pesan Prof Kuntowijoyo. Beliau mengatakan Muhammadiyah sudah menetapkan diri sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar, maka perlu regenerasi ulama Muhammadiyah. Kenapa? Kalau Muhammadiyah krisis ulama, dan sudah tidak ada ulama lagi, dikhawatirkan Muhammadiyah akan berubah dari gerakan Islam menjadi gerakan kebudayaan,” ungkap Fahmi.

Fahmi menambahkan, ini adalah salah satu nasihat yang selalu diingatnya. “Inilah salah satu petuah yang sampai sekarang saya catat sehingga saya memohon berdoa kepada para ustaz, mudah-mudahan saya yang sekarang ini usianya hampir 80 tahun, dapat terus melihat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam,” lanjutnya.

Sejak dahulu, Muhammadiyah telah berupaya mengantisipasi defisit ulama. Pada tahun 1930-an, Muhammadiyah menggagas pendirian madrasah Zuama dan Zaimat Muhammadiyah meskipun sudah ada Muallimin dan Muallimat di Yogyakarta.

“Kenapa masih mendirikan itu? Saya katakan karena krisis ulama itu sudah dikhawatirkan oleh KH. Mas Mansur. Karena itu, kurikulum Zuama dan Zaimat itu melebihi kurikulum lembaga pendidikan sekarang. Makanya harus kembali digali,” jelas Fahmi.

Acara FGD ini bertujuan untuk menyusun Pedoman Perkaderan Ulama Tarjih Muhammadiyah yang lebih komprehensif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Melalui forum ini, diharapkan Muhammadiyah dapat terus mencetak ulama-ulama baru yang mampu meneruskan perjuangan dakwah Islam serta menjaga identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang kokoh. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini