Mubaligh Muhammadiyah harus menyadari bahwa tugas dan kewajibannya adalah sebagai corong dakwah Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat yang memiliki kewajiban untuk menyampaikan keputusan-keputusan dan prinsip-prinsip keagamaan di dalam Muhammadiyah.

Mubaligh Muhammadiyah juga harus memahami bahwa takaran keagamaan di Muhammadiyah itu sudah pas dan sesuai dengan perintah Allah dan contoh dari Rasulullah dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara luas serta sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.

Jika ada sesuatu yang dirasa kurang, bukan malah menyalahkan Muhammadiyah dan membenarkan paham yang lain. Tetapi justru harus terus belajar memahami Muhammadiyah dengan sebaik-baiknya. Dan tidak menjadikan manhaj dakwah organisasi lain di dalam bermuhammadiyah.

Kedua, muballigh Muhammadiyah harus memiliki kompetensi akademik. Sebagai seorang muballigh Muhammadiyah kita harus terus meningkatkan kompetensi akademik. Bila perlu harus terus meningkatkan jenjang pendidikannya dan kemampuan-kemampuan akademik lainnya seperti menguasai ilmu bahasa, filsafat, ekonomi, politik, psikologi, komunikasi, dan lainnya.

Kompetensi seperti ini sangat penting, sehingga mubaligh Muhammadiyah tidak dianggap sebagai mubaligh yang jadul (zaman dulu), tetapi dianggap sebagai mubaligh yang kekinian dan berkemajuan karena memiliki kompetensi akademik dengan baik.

Ketiga, mubaligh Muhammadiyah harus memiliki kompetensi kepribadian. Kompetensi ini sangat penting dan sangat dibutuhkan sebagai seorang muballigh di Muhammadiyah. Saat ini masyarakat sedang kehilangan figur atau sosok yang dapat dijadikan panutan dan sandaran dalam kehidupan kebangsaan, keagamaan dan sosial kemasyarakatan.

Oleh sebab itu, mubaligh Muhammadiyah harus memiliki sikap dan kepribadian yang menarik dan bersahaja. Sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh para pendahulu kita. Beberapa kepribadian yang harus dimiliki mubaligh Muhammadiyah seperti rendah hati, murah senyum, bersahaja, suka menolong, simpati, peduli dan mampu hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai pembimbing umat dan pencerah kehidupan.

Keempat, mubaligh Muhammadiyah harus memiliki kompetensi sosial. Kompetensi ini juga sangat dibutuhkan sebagai seorang mubaligh Muhammadiyah. Mubaligh Muhammadiyah harus mampu sebagai penyambung lidah masyarakat dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

Mubaligh Muhammadiyah harus mampu sebagai benteng moral masyarakat di saat masyarakat sedang mengalami krisis moral dan sosial seperti saat ini. Mubaligh Muhammadiyah harus mampu tampil sebagai agen perubahan di tengah-tengah kehidupan sosial.

Mubaligh Muhammadiyah harus mampu melakukan dakwah di tengah-tengah masyarakat dengan dakwah-dakwah yang menyentuh kehidupan sosial, kultural dan struktural, membantu masyarakat mengentaskan kemiskinan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini