Beberapa tantangan dakwah yang dihadapi oleh Muhammadiyah dewasa ini adalah; pertama, terjadinya liberalisasi dalam bidang politik, ekonomi, kekuasaan, hukum, pendidikan, agama maupun pemikiran-pemikiran di tengah-tengah masyarakat.
Kondisi ini menurut hemat penulis sudah pada tarap yang sangat menghawatirkan dan bisa mengancam eksistensi dakwah Muhammadiyah.
Lihatlah beberapa dinamika kehidupan belakangan ini sebelum dan sesudah pemilu yang baru saja kita ikuti. Betapa liberalisasi di berbagai bidang tersebut telah terjadi.
Tantangan yang kedua adalah terjadinya sekularisasi. Di mana kehidupan masyarakat yang semakin jauh dari nilai-nilai agama. Agama hanya dijadikan sebagai simbol-simbol kehidupan sosial dan tidak dijadikan sebagai landasan dalam mengatur setiap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terjadinya kriminalisasi terhadap ulama, stempel negatif terhadap Islam radikal, Islam sebagai teroris, gerakan Wahabi yang dianggap sebagai Islam garis keras, pembubaran pengajian di beberapa tempat, larangan pendirian masjid adalah rentetan terjadinya sekularisasi kehidupan keagamaan.
Hal demikian mengakibatkan Islam bukan menjadi nilai kehidupan, akan tetapi hanya sebagai kebutuhan individual yang bersifat marginal.
Tantangan ketiga adalah munculnya cara keberagamaan baru di masyarakat, dimana masyarakat tidak mau berafiliasi keagamaan pada salah satu organisasi keagamaan termasuk kepada Muhammadiyah.
Munculnya anggapan bahwa organisasi dianggap sebagai pemecah belah umat, menimbulkan konflik keagamaan, perbedaan hari raya, fanatisme terhadap golongan adalah merupakan alasan masyarakat untuk menjauh dari Muhammadiyah.
Sehingga cara beragama mereka akan memilih cara beragama yang tidak sesuai dengan cara-cara yang diyakini oleh Muhammadiyah.
Bahkan gejala ini juga muncul di kalangan anak-anak muda Muhammadiyah sebagai generasi penerus perjuangan dakwah Muhammadiyah.
Tantangan keempat adalah munculnya kelompok-kelompok kecil keagamaan yang menampilkan cara beragama secara simbolik dan radikal.
Hal menjadi tantangan tersendiri bagi dakwah Muhammadiyah karena mereka muncul dari keluarga-keluarga Muhammadiyah dan dari kalangan anak muda Muhammadiyah yang menganggap cara beragama di Muhammadiyah kurang radikal.
Muhammadiyah dianggap terlalu sibuk dengan urusan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan dianggap lupa terhadap umat dan dakwah.