UM Surabaya

Sehingga hanya orang yang jahil saja yang beranggapan bahwa jika dirinya bisa membuat pertanyaan seperti itu, berarti sudah tinggi ilmunya?

Sama sekali tidak, bahkan itu menunjukkan kejahilan dia dan Kedangkalan pikirannya.

Ada beberapa kaidah yang bisa menjadi jawaban bagi varian pertanyaan seperti di atas, di antaranya:

1. Bahwa Allah adalah maha tinggi hikmah dan kebijaksanaan-Nya, sehingga tidak pantas ditanya lagi mengapa melakukan ini dan itu. Pertanyaan seperti itu hanya pantas ditujukan kepada makhluk-Nya yang lemah kemampuannya dan dangkal pikirannya. (QS. Al-Anbiya: 23)

Cobalah kita masuk ke ruang kokpit pilot, di sana akan kita temukan banyak sekali tombol yang kita tidak tahu fungsinya, apakah kita akan mempermasalahkannya?
Tentunya tidak, karena kita yakin bahwa tidak ada satu pun tombol dibuat kecuali ada hikmah dan tujuannya.

Jika ini pada perbuatan manusia yang ilmunya terbatas, bagaimana dengan perbuatan Allah yang ilmunya tanpa batas.

2. Bahwa semua perbuatan Allah pasti memiliki hikmah yang tinggi di baliknya, karena “Dia adalah Al-Hakiim dan Al-Aliim” (maha tinggi hikmah dan ilmu-Nya). (QS. Azzukhruf : 84)

Adapun ketidaktahuan kita akan hikmah yang Allah inginkan dalam melakukan sesuatu, maka itu bukan berarti hikmah itu tidak ada. Tapi karena akal kita yang lemah ini tidak mampu menjangkaunya.

“Sungguh manusia sangat zhalim dan sangat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini