Membumikan Cinta dan Kasih Sayang
foto: pinterest
UM Surabaya

*) Oleh: Masro’in Assafani, MA,
Wakil Ketua PDM Lamongan

Angka 99 tidak asing bagi kita bahwa ini adalah jumlah Nama Allah SWT (Al Asma’ul-husna).

Di dalam 99 Nama Allah tersebut ada kata “السلام” yang artinya Maha Memberi Keselamatan.

Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا ، مِائَةً إِلا وَاحِدَةً ، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR Bukhari).

Saya yakin bahwa semua manusia dalam situasi dan kondisi apa pun bahwa selamat itu sebagai harapan manusia di setiap waktu.

Di sisi lain bahwa agama Islam merupakan satu satunya agama salama (selamat; سلامة). Agama damai, agama tenteram serta sejuk dan nyaman.

Dalam ajaran Islam ada pendidikan yang sangat menekankan cinta mencintai dan kasih sayang antar sesama.

Rasulullah saw bersabda:

ألا ادلكم علي شيء إذا فعلتموه تحاببتم؟ أفشوا السلام بينكم (رواه مسلم و أبودود)

(Alaa adullukum ‘alaa syaiin idzaa fa altumuhu tahaababtum, afsyuu assalaamu bainakum)

“Tidaklah mau kalian aku tunjukkan suatu perbuatan yang jika kamu lakukan, kamu akan saling menyayangi? tebarkan salam di antara kalian. “(HR. Muslim dan Abu Dawud).

Afsyussalam di sini menghimpun dua unsur, yaitu unsur rohani dan unsur jasmani, sebuah Ajaran yang menanamkan rohani dari sentuhan kasih sayang.

Rohani yang saling sentuh dari ucapan salam. Adapun jasmani melalui gerak tubuh dengan sopan, bibir menyunggingkan senyum merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan penampilan yang menggembirakan sesama.

***

Adapun salam masuk bagian yang menjadi salah satu nama Allah SWT. Rasulullah menganjurkan mengucapkan salam pada sesama merupakan modal besar tumbuhnya tanaman kasih sayang.

Karena bila manusia saling berkasih sayang maka disanalah keselamatan itu terjaga. Disinilah nilai Islam nampak lebih tinggi dari agama lain.

Di sinilah ketinggian agama ini termasuk menjadi nama Allah yang Maha Suci (As Salam), yang harus membumi di dalam alam semesta ini.

***

Membumikan salam memang agaknya mudah-mudah sulit, perlu latihan pembiasaan. Sesama yang saling kenal mungkin tidaklah sulit. Semisal di sekolahan, di kantor, saat bertamu, di mana pun ini mudah kita ucapkan.

Namun bagaimana kita mampu membudayakan di tempat-tempat umum, misalkan di tempat penyeberangan, di kerumunan banyak orang.

Bahkan kita sering mampir untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kendaraan (POM bensin) namun kita belum dengar ataupun jarang yang menebar dengan mengucap salam ( السلام عليكم ورحمة الله وبركاته). Hal ini seharusnya kita bisa membumikannya.

***

Untuk itu mari kita mencoba sedikit demi sedikit guna memulai di tempat tempat tersebut saat kendaraan kita berhenti, ucapkanlah salam pada penjaga bensin.

Contoh ini kelihatannya sederhana namun bila kita mengacu “Afsyussalam”, bayangkan? hal ini Rasululkah menyatakan “tahaabbabtum (تحاببتم) ; kamu akan saling mencintai, saling menyayangi.

***

Ucapan salam merupakan bagian dari hamba Allah yang bersyukur. karena kebesaran nama Allah “Assalam” membumi di setiap waktu.

Adapun etika dalam salam, Allah SWT., membimbing dalam wahyunya;

Allah SWT berfirman:

وَاِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَاۤ اَوْ رُدُّوْهَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا

“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 86)

Semoga ini merupakan bagian dari jernihnya hati kita dalam mengambil sunah Rasulullah saw, dan semoga menjadi amal saleh yang diridai Allah SWT. (*)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini