Wakil Ketua PWM Jawa Timur Dr. Sholihin Fanani, M.PSDM mewanti-wanti agar para mubaligh Muhammdiyah memahami dan menjalankan Manhaj Muhammdiyah secara lurus dan Kaffah.
Hal ini disampaikan kepada mahasiswa Akademi Mubaligh Muhammdiyah (AMM) yang digelar Majelis Tabligh PWM Jawa Timur di Universitas Muhammdiyah Lamongan (UMLA), Jumat (07/07/2024).
“Mubaligh Muhammdiyah harus memahami dan menjalan Manhaj Muhammdiyah secara benar dan lurus, tidak condong kanan atau kiri,” ujar Kiai Shol, sapaan akrabnya Dr Sholihin Fanani.
Mantan Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur itu saat menyampaikan materi berjudul ‘Idiologi dan Manhaj Muhammdiyah’.
Lebih lanjut, Ia menguraikan maksud dari Manhaj Muhammdiyah yakni menjadikan Al Qur’an dan hadist sebagai pedoman dalam berbagai aspek ibadah baik ibadah mahdoh, ghoiru mahdoh hingga persoalan muamalah.
“Jelas ya…garis tegas dan idiologi dan Manhaj Muhammdiyah yakni Al Qur’an dan hadist, tidak tolah toleh lagi,” lanjutnya.
Tetapi, imbuh mantan Kepala Sekolah Teladan Nasional melanjutkan, di luar dua hal di atas ada satu rujukan yang digunakan Muhammadiyah sebagai pedoman dalam menentukan persoalan agama berupa Putusan Tarjih Muhammdiyah.
“Di luar dua hal itu ada putusan tarjih yang dirangkum dalam Himpunan Putusan Tarjih juga wajib menjadi rujukan Muhammdiyah,” tegasnya.
Terakhir, ia menyentil soal isu yang belakangan marak adanya aset Muhammdiyah yang “diganggu” orang luar. Menurutnya, bisa menjadi koreksi agar lebih serius mengurus amal usaha, terutama masjid dan mushola.
“Menjadi pelajaran penting kita untuk lebih serius mengurus AUM, masjid dan Dakwah Muhammdiyah,” lanjutnya.
Ia juga mewanti- wanti agar Mubaligh Muhammdiyah memiliki pemikiran moderat, tidak kaku atau terlalu liberal.
“Intinya memiliki pemikiran tengahan, tidak terlalu kaku atau terlalu bebas mengikuti dinamika dan peradaban umat sebagai media untuk mengembangkan dakwah Islam berkemajuan,” pungkasnya.
Akademi Mubaligh Muhammadiyah adalah program pelatihan yang digagas oleh Majelis Tabligh PWM Jawa Timur, pada Zona Dakwah Pantura diikuti Kabupaten Lamongan, Gresik, Bojonegoro, Tuban serta kabupaten/Kota Mojokerto.
Acara digelar 7-9 Juni, dibuka Wakil Ketua PWM Jawa Timur Prof. Dr. Moch. Sasmito Djati, dihadiri Rektor dan BPH Universitas Muhammadiyah Lamongan, Pimpinan PDM dan Angkatan Muda Muhammadiyah Lamongan serta undangan khusus perwakilan kepala AUM Zona Pantura.
Zona I, diikuti 32 peserta yang merupakan utusan dari enam daerah. Mereka akan mendapatkan materi utama berupa idiologi dan Manhaj Muhammdiyah, tauhid, tahsinul Qu’ran, retorika dakwah serta praktek pemulasaraan jenazah. (m.roissudin)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News