UM Surabaya

Amr bin Wahab tidak rela jika putrinya yang mempunyai wajah menawan dan juga memiliki hati yang selalu mendekatkan diri kepada Allah harus bersanding menjadi kekasih halal dengan pemuda yang berkulit hitam dan buruk rupa.

Bahkan Amr bin Wahab menuduh Sa’ad As-Salmi telah berbohong dengan menggunakan nama Rasulullah untuk diambil keuntungan urusan pribadinya dibalik nama besar Rasulullah. Karena gagal, sehingga Sa’ad As-Salmi bermaksud menemui Rasulullah lagi.

Pada saat Sa’ad As-Salmi hendak kembali pulang dari rumah Amr bin Wahab tiba-tiba putri Amr bin Wahab berkata dari dalam kamar kepada ayahnya, “Ayahku, ini adalah keberuntungan, sungguh ini keberuntungan untuk ku, kalau memamng Rasulullah hendak menikahkanku dengan pemuda ini, maka aku benar-benar ridha atas apa yang diridai Allah dan Rasul-Nya”.

Sungguh tulus jawaban putri Amr bin Wahab yang meyerahkan segalanya pada kehendak Allah dan Rasul-Nya. Putrinya sama sekali tidak melihat siapa yang diperintah, tetapi putrinya melihat siapa yang memerintah, sungguh hanya ketinggian iman dan kecintaannya terhadap Allah dan Rasul-Nya yang bisa menumbuhkan ketulusan seperti itu.

Mendengar pernyataan tulus yang keluar dari lisan putri kesayangannya, Amr bin Wahab segera meminta untuk menemui Rasulullah. Sesampai di rumah Rasulullah, dia duduk bersimpuh dan siap menerima apa yang akan terjadi. Ketika itu, Rasulullah bertanya,

“Kamukah orang yang menolak perintah Rasulullah?”.

Amr bin Wahab menjawab, “Kakasihku, memang benar saya melakukannya, dan saya meminta ampunan kepada Allah atas apa yang sudah saya lakukan. Tadinya saya mengira Sa’ad As-Salmi berbohong dengan apa yang telah dikatakannya. Kalau memang Sa’ad As-Salmi benar, maka saya akan menikahkannya dengan putri kesayanganku. Saya berlindung kepada Allah dari murka-Nya dan murka Rasul-Nya. Silakan nikahkan putriku dengan Sa’ad As-Salmi dengan maskawin 400 dirham”.

Kemudian Rasulullah berkata kepada Sa’ad As-Salmi, “pergilah kepada istrimu dan berkumpullah dengannya”.

“Demi Zat yang mengutus-Mu dengan kebenaran sebagai kekasih Allah, ya Rasulullah. Sungguh umatmu ini tidak punya apa-apa apalagi barang berharga untuk dijadikan sebagai maskawin”. Jawab Sa’ad As-Salmi.

Rupanya Sa’ad As-Salmi bukan hanya memiliki kulit yang hitam pekat dan buruk rupa tapi juga miskin harta. Maka rasulullah berkata kepada Sa’ad As-Salmi, “Mahar istrimu ada pada tiga golongan orang Mukmin. Temuilah Utsman bin Affan dan mintalah 200 dirham darinya, lalu temui Abdurrahman bin Auf dan mintalah 200 dirham, kemudian temuilah Ali bin Abi Tholib dan mintalah darinya 200 dirham, sekarang pergilah!”.

Mendengar perintah Rasulullah, Sa’ad As-Salmi segera bergegas untuk melaksanakan perintah Rasulullah ini, bahkan dari setiap sahabat Rasulullah yang diminta, Sa’ad As-Salmi selalu mendapatkan pemberian yang lebih.

Sa’ad As-Salmi mendapatkan uang lebih dari 400 dirham yang diperlukan untuk maskawinnya. Sekarang kebahagiaan meliputi hati Sa’ad As-Salmi karena secara fisik Sa’ad As-Salmi tidaklah sangat tampan, tapi mendapatkan seorang istri yang sangat cantik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini