Tiga kompetensi utama disampaikan oleh Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jawa Timur, Prof Dr Khozin, MSi dalam acara akhirusannah dan tabligh akbar Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan, Ahad (9/6/2024) di halaman pondok Al Mizan putra.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua PDM Lamongan KH Mulyono AR; Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan, Drs. Moh Nalikan, MM; Ketua Pengadilan Agama Lamongan, H. Ridwan Fauzi, S.Ag, MH; dan Kepala Kasipenma Kemenag Lamongan, H. Banjir Sidomulyo, MPd.
Seluruh keluarga besar Al Mizan Muhammadiyah Lamongan hadir dalam acara tersebut, mulai dari Ketua Badan Pembina Pesantren, Mudir, hingga Dewan Ustaz dan Ustazah, serta wali santri Al Mizan kelas 3 MTs Muhammadiyah 15 Lamongan dan MAM 9 Lamongan.
Menurut Prof. Khozin, investasi terbaik untuk masa depan anak-anak kita adalah investasi di bidang pendidikan. Pendidikan yang baik, yang bisa disebut sebagai investasi adalah pendidikan yang bermutu.
Tiga Kompetensi
“Pendidikan yang bermutu melahirkan anak-anak yang memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi pertama adalah sikap. Anak-anak harus memiliki akhlak yang baik, sopan, menghormati orang lain, serta mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi komunikasi,” kata Prof. Khozin.
“Jika ditanya tentang berbagai hal, mereka bisa menjawab dengan baik. Itu berarti mereka memiliki kompetensi pengetahuan yang baik,” jelasnya.
Kompetensi ketiga adalah keterampilan. Prof. Khozin menjelaskan bahwa keterampilan teknis dan non-teknis sangat penting.
“Keterampilan non-teknis atau soft skills adalah kecakapan yang tidak tampak tetapi sangat penting untuk kesuksesan. Misalnya, anak-anak harus tangguh dan tidak mudah menyerah,” tambahnya.
Prof. Khozin mencontohkan, jika anak-anak mengeluh saat menghadapi kesulitan, mereka tidak akan sukses.
“Namun, jika mereka memiliki minat kuat di bidang tertentu yang tidak tersedia di pondok, baru boleh mempertimbangkan untuk meninggalkan pondok,”
Terakhir, Prof. Khozin memberikan pesan kepada orang tua wali santri.
“Pesan saya kepada Bapak Ibu wali santri, anak yang lulus dari MTs harus tetap di pondok pesantren. Di luar, Bapak Ibu belum tentu bisa mengontrol mereka dengan baik,” ujar Prof. Khozin. (alfain jalaluddin ramadlan)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News