Tiga Mahasiswa Terbaik di Akademi Mubaligh Muhammadiyah
Tiga mahasiswa terbaik di Akademi Mubaligh Muhammadiyah.

Akademi Mubaligh Muhammadiyah (AMM) sukses digelar di Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA), 07- 09 Juni 2024. Tiga puluh dua peserta dari enam kabupaten/kota Zona Pantura (Kabupaten Lamongan, Gersik, Tuban, Bojonegoro, Kabupaten/Kota Mojokerto) telah mengikuti seluruh materi mulai hari pertama  hingga tuntas yang resmi ditutup Ahad (9/6/2024)  siang.

Ketua Panitia Pelaksana Akademi Mubaligh Muhammadiyah (AMM) Muhammad Roissudin, M Pd menjelaskan, tanpa sepengetahuan peserta (mahasiswa), dari awal panitia sengaja melakukan penilaian.

Sejak acara resmi dibuka oleh PWM Jawa Timur, panitia melakukan penilaian dari berbagai aspek dan pertisipasi selama mengikuti seluruh proses pelatihan. Dari seluruh mahasiswa yang diamati, panitia memilih tiga nama yang didaulat sebagai peserta terbaik.

“Dari berbagai aspek yang dinilai, panitia sepakat memilih tiga nama yang mendapat predikat terbaik,” ujarKetua Divisi Mubaligh Muda Majelis Tabligh PWM Jawa Timur itu.

Lebih lanjut, Kang Rois panggilan karibnya menguraikan, tiga nama yang dipilih adalah Mochammad Zaki dari Kabupaten Lamongan, Miftahul Farih dari Kabupaten Bojonegoro dan Muhammad Didie Candra Kurniawan dari Kabupaten Tuban.

“Mereka layak mendapatkan apresiasi dari panitia,” jelasnya.

Tiga Mahasiswa Terbaik di Akademi Muballigh Muhammadiyah
Jajaran panitia usai mengukuhkan tiga mahasiswa terbaik (membawa Map hijau) pada Pelatihan AMM

Diketahui, Mochammad Zaki, Perwakilan dari Lamongan  adalah Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiayah Lamongan (UMLA). Selain aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiayah (IMM) Cabang Lamongan, Mahasiswa semester akhir ini sehari hari aktif mengajar di SD Muhammadiayah Turi Lamongan.

Berikutnya ada Miftachun Farih,  peserta asal Kabupaten  Bojonegoro  mendapatkan prediket mahasiswa terbaik berdasarkan pengamatan dari Tim Panitia. Ia tidak menyangka menjadi satu dari tiga Mahasiswa terbaik yang mendapatkan predikat terbaik terbaik.

“Tidak menyangka bisa terpilih, semoga menjadi motivasi,” ujarnya singkat.

Nama terakhir yang meraih  predikat mahasiswa terbaik adalah Muhammad Didie Candra Kurniawan. Guru TPQ asal Dusun Logawe RT 03 RW 06 Desa Sawahan Kecamatan Rengel Tuban  adalah satu diantara  lima delegasi dari Kota Wali yang mendapatkan apresiasi dari panitia.

“Menjadi cambuk untuk terus lebih semangat berdakwah,” tegasnya.

Berikut testimoni tiga Mahasiswa setelah mengikuti pelatihan AMM, :

“Mengikuti AMM sangat berharga dan bermakna, karena di sini Kita diajarkan untuk menjadi mubaligh yang amanah dan ikhlas dalam meneruskan risalah kebenaran. Dengan diberikan materi utama dan materi skill, kita dicetak untuk mengembangkan dakwah yang moderat dan berkemajuan. Semoga AMM kali ini manjadi langkah progresif bagi dakwah Muhammadiyah untuk menyebarkan nilai-nilai luhur ajaran Islam bagi masyarakat,” (Mochammad Zaki, Guru SD Muhammadiayah Turi)

“Kegiatan AMM (Akademi Mubaligh Muhammadiyah) ini sangat bagus dan bermanfaat sekali sebagai bekal untuk para mubaligh Muhammadiyah untuk menjawab tantangan zaman, dimana seorang mubaligh Muhammadiyah perlu dibekali dengan manhaj yang benar sesuai manhaj Muhammadiyah, strategi dakwah, skill, personal branding, dakwah digital dan lain lain dan itu semua ada dalam seluruh rangkaian kegiatan AMM.

Dan semoga kedepan ada follow up & upgrade sehingga nantinya perjalanan dakwah bisa lebih berkembang, efektif, dan mengena di masyarakat masing-masing peserta”. (Miftahul Farih – Guru SD Muhammadiyah ICP Bojonegoro)

“Saya merasa sangat senang dengan kegiatan Akademi Mubaligh Muhammadiyah yang diadakan oleh Majelis Tabligh PWM Jawa Timur ini, dengan kegiatan ini sangat memotivasi saya terhadap kegiatan dakwah di masa sekarang.

Terlebih lagi dengan kegiatan ini dapat memantapkan hati penerapan Islam merujuk pada Qur’an Sunnah sesuai manhaj Muhammadiyah. Ada indikasi sekarang  banyak kader dan warga Muhammadiyah banyak yang sudah tidak sejalan dengan manhaj Muhammadiyah dalam syariat ibadahnya.

Semoga dengan kegiatan ini kita bisa menjadi warga Muhammadiyah yang tidak “gocik” ataupun “lenya-lenye” dengan mengikuti amaliyah persyarikatan lain yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Islam agamaku, Muhammad junjunganku, Muhammadiyah Gerakanku.(Muhammad Didie Candra Kurniawan Guru TPQ di Tuban). (furqon abidin)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini