UM Surabaya

Ciri Islam Transnasional

Islam transnasional adalah gerakan Islam yang berasal dari luar Indonesia terutama dari Timur Tengah dan berkembang tumbuh di Indonesia. Kelompok ini di antaranya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ikhwanul Muslimin (IM), jamaah Salafi, Front Pembela Islam (FPI).

Gerakan ini memiliki lima ciri sebagaimana ditulis Ibnu Burdah (Kompas, 31/5/2018). Pertama, simplistic model of Islam, dengan mengembalikan semua persoalan langsung ke bunyi tekstual al-Qur’an dan al-Hadits.

Kedua, mudah melakukan ekslusif teologis terhadap praktik keislaman Indonesia pada umumnya atau kelompok Islam dengan penyebutan syirik, bid’ah, kafir, dan sebagainya.

Ketiga, tidak ramah terhadap perbedaan dan keragaman. Keempat, menggagungkan budaya Timur Tengah dan meremehkan tradisi Islam di Nusantara. Kelima, redahnya komitmen dan loyalitas terhadap Negara Indonesia Republik Indonesia (NKRI).

Lima ciri di atas sangat berbeda dengan karakter ideologi Muhammadiyah yang cenderung moderat, terbuka, ijtihadi, inklusif-toleran, cinta damai, politik subtantif— NKRI dan Pancasila sebagai konsensus nasionai—dan welas asih (teologi al-Maun).

Artinya secara ideologis, Islam transnasional dan Muhammadiyah itu berbeda. Jika ideologi Islam transnasional ini menyusup ke warga Muhammadiyah, maka cenderung akan mengubah sikap keagamaannya.

Yakni dengan mengikuti pola, tradisi, atau sikap keagamaan kelompok Islam transnasional. Fenomena seperti ini sedang terjadi di lapangan dan meresahkan sebagian besar warga Muhammadiyah.

Satu Muhammadiyah Beragam Wajah Umatnya

Kajian tentang ragam orientasi dan sikap keagamaan Muhammadiyah sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh akademisi. Seperti riset yang oleh Prof Abdul Munir Mulkhan dalam buku Marhaenis Muhammadiyah (2010).

Menurutnya, ada empat model sikap keagamaan warga Muhammadiyah yang dikaitkan dengan orientasi ideologi keagamaan dengan perilaku sosial. Yaitu: Muhammadiyah ikhlas, Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah-NU (Munu), dan Muhammadiyah-Marhaenis (Marmud).

Adapun tulisan ini mencoba melanjutkaan pemetaan di atas, dengan memotret ragam sikap keagamaan warga Muhammadiyah akibat berinteraksi dengan kelompok Islam transnasional dalam konteks kekinian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini