UM Surabaya

Karena itu Muhammadiyah dianggap tidak tegas terhadap kemaksiatan dan kemungkaran yang terjadi di masyarakat.

Strategi dakwah Muhammadiyah disebut lembek padahal harusnya lebih tegas dan berani, seperti dengan model domonstrasi atau swipping langsung ke lapangan.

Mufi juga lebih patuh dan mendengarkan seruan atau instruksi imam FPI dari pada imam Muhammadiyah dalam menyikapi persoalan di masyarakat.

Selain itu mereka cenderung suka berdemonstrasi dengan pakian serba putih bersorban dengan sering berteriak takbir dalam momuntem pertemuan apapun.

Praktik, tradisi, dan model dakwah di atas, tidak menjadi pilihan staretgi Muhammadiyah sebelumnya.

Rapatkan Shaf Jamaah

Kelompok yang sering menuduh-nuduh Muhammadiyah lemah, kurang Islami, dan tidak berani nahi mungkar oleh Prof Amin Abdullah disebut oppositional Islam atau kelompok ekstrimis jihadis.

Untuk menghindari jatuhnya warga Muhammadiyah pada sikap keagamaan tersebut maka diperlukan at-tajdid fi al-khithab ad-adin (pembaharuan dalam kitab agama).

Mengantisipasi infiltrasi ideologi Islam transnasional ini agar tidak semakin menyebarluas ke dalam warga Muhammadiyah, maka diperlukan penguatan tradisi keilmuan Islam yang lebih kontekstual-membumi.

Di antaranya dengan memperluas sumber kajian yang tidak hanya pada Islam klasik tetapi diperlukan perluasan sumber pada keilmuan kontemporer Islam.

Seperti fillsafat, politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, dan sebagainya, terutama pada institusi perguruan tinggi Muhammadiyah wabil khusus Fakultas Agama Islam (FAI) sebagai garda terdepan.

Diperlukan juga konsolidasi organisasi secara massif dan strategis dengan segera merapatkan shaf jamaah pada khittah dan ideologi Muhammadiyah. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini