Bersabar Ketika Harapan Tak Sesuai Kenyataan
Deadline symbol with small figure watching hourglass countdown. Concept of time pressure, aging alone and business pressure.

Perjalanan hidup manusia tidaklah selalu sesuai harapan. Terkadang seseorang harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai.

Hari-harinya pun penuh warna. Terkadang gembira, namun sewaktu- waktu ia dihampiri rasa sedih, duka, dan nestapa

Itulah hidup, tidak selalu seperti yang diharapkan. Berharap sehat ternyata Allah hadirkan sakit. Berharap bisa terus bersama, ternyata Allah hadirkan perpisahan dan seterusnya.

Tidak sedikit orang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apa pun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu.

Padahal, bisa jadi tanpa disadari hal itu tidak baik untuk dirinya menurut standar kehendak Allah.

Kesedihan yang berlebih umumnya bersumber karena hati tidak rela dengan yang terjadi yang tidak sesuai harapan.

Padahal boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)

Maka, bersandarlah kepada Allah ketika melakukan berbagai sebab dan ikhtiar. Karena di samping harapan dan ikhtiar manusia, ada kehendak Allah.

Ketenangan hati akan muncul seiring dengan imannya seseorang terhadap takdir Allah yang menimpa dirinya.

Sehingga dia tidak bersedih atas hilangnya sesuatu yang dicintainya, atau ketika mendapatkan sesuatu yang dibencinya. Sebab semuanya itu terjadi dengan ketentuan Allah.

Allah berfirman: “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. (QS. Al Hadiid: 23)

Jadilah orang yang kuat dengan bersandar pada keyakinan bahwa manusia tugasnya hanyalah berikhtiar semaksimal mungkin dan berdoa. Sedangkan hasil akhirnya adalah urusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah.

“Jangan engkau lemah jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan seandainya aku lakukan demikian dan demikian, akan tetapi hendaklah kau katakan ini sudah jadi qodar (kehendak) Allah, setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi, karena perkataanlah (seandainya) dapat membuka pintu setan. (HR. Muslim 2664)

Hebat, jika yang terjadi sesuai harapan, tetaplah rendah hati dengan terus bersyukur.

Namun jika yang terjadi sebaliknya, janganlah berputus asa. Tetaplah bisa bersabar menikmati yang tidak enak.

Insya Allah ada hikmah yang bisa dipetik manfaatnya. (*)

*) Ferry Is Mirza DM, Aktivis Muhammadiyah dan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Jatim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini