PCM Wiyung Surabaya Gelar Kajian Zulhijah Tuntunan Berkurban

Ngaji Ahad (9/6/2024) pagi bersama Bendahara Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya H Musa Abdullah di Masjid At Taqwa SD Muhammadiyah 15 Surabaya (SDM Limas) diikuti segenap PCM dan PRM se-Wiyung, PCA dan PRA se-Wiyung, Majelis, Ortom, guru dan karyawan Perguruan Muhammadiyah Wiyung serta Simpatisan Muhammadiyah.

Ketua PCM Wiyung Suri Marzuki SE berharap dengan kajian Ahad pagi, hadirin bisa memperoleh ilmu tentang tuntunan Iduladha sesuai dengan putusan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Mari kita simak dan pelajari bersama-sama,” tutur Abah Suri, panggilan akrabnya.

Sementara itu, Ustaz Musa Abdullah memulai kajian dengan membaca Al Qur’an surat Al Kautsar ayat 2 fasholli lirabbika wanhar maka laksanakanlah salat karena Rabbmu dan berkurbanlah. Sesuai maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 1 Zulhijjah 1445 H jatuh pada hari Sabtu legi, 8 Juni 2024 M, hari Arafah 9 Zulhijah 1445 H jatuh pada Ahad Wage, 16 Juni 2024 M.

“Maka hari raya Iduladha, 10 Zulhijjah 1445 H jatuh pada hari Senin Kliwon, 17 Juni 2024,” ungkap Ustaz Musa, panggilan akrabnya.

Kemudian menjelaskan amalan utama di bulan Zulhijah dengan memperbanyak membaca tahlil, takbir, tahmid, mengerjakan amal shaleh terutama tanggal 1-10 Zulhijjah bagi yang tidak berhaji.

“Selain itu, puasa Arafah yang puasa sunnah yang sangat dianjurkan atau sunnah muakkad. Seperti HR Muslim no 1162, puasa Arafah 9 Zulhijjah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura 10 Muharram akan menghapuskan dosa setahun yang lalu,” jelasnya.

Amalan yang juga tak kalah afdolnya, yakni takbir dan zikir, sebagaimana firman Allah Ta’ala.”…dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…”. (Al-Hajj/22:28). Para ulama tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari pertama dari bulan Zulhijjah.

Momen awal Zulhijah, lanjut Ustaz Musa, juga waktu yang tepat untuk taubat sebagaimana dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 8, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya.

Amalan lainnya yakni, perbanyak amal shaleh seperti salat sunah, sedekah, membaca Al Qur’an, amar makruf nahi munkar dan lain sebagainya.

Sedangkan berkurban ini adalah sunnah nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta’ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Dasar Al Qur’an surat Al Kautsar (108) ayat 1-2 dan Al Hajj (22) ayat 34,” Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.”

Sejarah berkurban Qurban Qabil dan Habil di zaman nabi Adam, qurban nabi Ibrahim dan nabi Ismail, Qurban 100 ekor unta nabi Muhammad SAW, setiap tahun Rasulullah selalu berqurban. Ketika Haji Wada’ di Mina, Rasulullah menyembelih 100 ekor unta, 63 ekor disembelih oleh beliau sendiri dan sisanya disembelih oleh Ali bin Abi Thalib.

Selanjutnya, melaksanakan salat Iduladha dan mendengarkan khutbahnya. Sedangkan bagi yang mampu, menjalankan ibadah haji sebagaimana yang ada dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 97.

Sambil memberikan penjelasan, Ustad Musa bertanya kepada seluruh peserta pengajian, kapan waktu penyembelihan kurban bapak dan ibu semuanya?

“Penyembelihan hewan kurban dilakukan pada hari-hari raya Iduladha (10 Zulhijjah) dan hari tasyrik yaitu 11, 12 dan 13 Zulhijjah. Dari Jubair bin Muth’im berkata. Bersabda nabi Muhammad SAW seluruh hari tasyrik merupakan waktu penyembelihan,” ungkapnya.

Hikmah berkurban diantaranya adalah sebagai ungkapan syukur kepada Allah, mengambil pelajaran dari keluarga nabi Ibrahim As, realisasi ketaqwaan kepada Allah (QS Al Hajj: 37), dan kesadaran tentang kepedulian terhadap sesama terutama terhadap orang miskin (QS Al Hajj: 36).

Sedangkan keutamaan berkurban ada empat yaitu bentuk syukur atas nikmat Allah (QS Al Kautsar: 1-3), lambang cinta (QS As-Saffat: 102), ditambahkan rezeki) QS Ibrahim: 7) dan pahala hingga hari akhir sebagaimana hadits riwayat Tirmidzi,” tidak ada satu perbuatan yang dilakukan manusia pada hari (Iduladha) yang lebih dicintai oleh Allah Swt daripada menyembelih hewan kurban, sesungguhnya qurban itu akan hadir pada hari kiamat lengkap dengan tanduk, kuku dan bulunya. (ali shodiqin)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini