Saat Malas Beribadah, Ingatlah Cerita Mayit di Alam Kubur
UM Surabaya

Baru kemarin kita menunggu datangnya Ramadan dengan antusias, lalu dia pun datang dan pergi begitu cepat.

Kemudian datang hari Idul Fitri dengan kemeriahan dan kegembiraannya, dan ia pun berlalu dan pergi dengan segera.

Lalu, segalanya kembali seperti sediakala. Sunyi kembali.

Begitulah kehidupan dunia. Dan pada saatnya nanti, semuanya akan berakhir dan engkau akan kembali ke asalmu. Sendirian. Tanpa ada yang menghiburmu kecuali amalmu, maka perbaikilah amal itu.

Ikhlaskan ibadahmu hanya untuk Allah, dan sesuaikan caranya dengan tuntunan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam.

Ikhlas tanpa mengikuti tuntunan beliau akan sia-sia, sesuai tuntunan beliau tanpa keikhlasan takkan diterima.

Di dunia ini, kita kadang senang kadang meriang. Tidak ada yang abadi. Pasti akan silih berganti keadaannya. Dan semuanya hanya sementara.

Fokuslah pada akhiratmu!

Banyak manusia semangat membangun dunianya, padahal itu akan dia tinggalkan.

Sebaliknya dia malas membangun akhiratnya, padahal itulah rumah abadi yang akan disongsong.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw mengingatkan kepada kita semua tentang seperti apa kondisi seorang mayit ketika di dalam kubur:

مَاالْمَيِّتُ فِىْ قَبْرِهِ ألاَّ كَاالْغَرِيْقِ الْمُغَوِّثِ

“Seorang mayit di dalam kuburnya itu seperti seorang yang tenggelam dan dia meminta-minta pertolongan.”

Kita juga diingatkan dalam surat al-Muminun ayat 99-100:

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).

“Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.”

Ketika mendapatkan kesulitan di dunia, ketika sedang di perjalanan kita kehabisan bekal, kita masih bisa meminta pertolongan dari orang lain.

Kita masih bisa meminta pertolongan dari tetangga, kita masih bisa meminta pertolongan dari teman, sahabat, dan saudara kita.

Akan tetapi, saat nanti di alam kubur, kita hidup sendiri. Tidak ada yang bisa menolong kita, kecuali amal saleh yang kita lakukan selama di dunia.

Oleh karena itu, berbekalah dengan bekal yang cukup, yang baik, yakni dengan amal saleh selama kita masih diberikan kesempatan oleh Allah swt hidup di dunia.

Karena, tidak seorang pun tahu berapa lama lagi kita hidup di dunia ini.

Yang harus kita lakukan selama Allah memberi kita kesempatan dan usia, maka gunakanlah kesempatan usia itu untuk bersungguh-sungguh mempersiapkan bekal untuk kita menuju perjalanan panjang menuju kehidupan yang sesungguhnya, yaitu kehidupan akhirat. (*/tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini