Visi Kemanusiaan Ibadah Kurban
Agus Salim Syukran,

*) Oleh: Agus Salim Syukran,
Wakil Pengasuh Pondok Al-Ishlah Sendangagung Paciran dan Pengajar di STIQSI, STITM, STAIM Paciran Lamongan.

Ibadah kurban merupakan praktik keagamaan yang memiliki nilai tinggi. Lebih dari sekadar tradisi, ia mengandung nilai-nilai spiritual, sosial, dan kemanusiaan.

Karena itu, penting bagi umat muslim untuk memahami makna dan filosofi di balik ibadah kurban ini agar dapat melaksanakannya dengan penuh penghayatan dan kesadaran.

Salah satu nilai yang diajarkan dalam ibadah kurban adalah solidaritas dan kepedulian. Nilai-nilai kemanusiaan itu terasa penting dalam kehidupan manusia, terutama di zaman yang cenderung individualistik dan materialistik seperti sekarang ini.

Tanpa solidaritas dan kepedulian, hidup manusia tak ubahnya seperti binatang. Yang kuat akan menjadi pemenang, yang lemah menjadi pecundang. Yang kuat memangsa yang lemah, yang lemah menjadi objek nafsu keserakahan pihak yang kuat.

Dengan berkurban kita dididik untuk menjadi makhluk sosial yang memiliki kepedulian, terutama kepada orang-orang lemah yang tidak beruntung seperti kaum fakir-miskin, anak-anak yatim, orang-orang tertindas, dan sebagainya.

Allah SWT berfirman: “Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS Al-Hajj: 28)

Fakta kehidupan menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia dalam beragam keadaan baik dari segi rupa, kemampuan, dan keberuntungan.

Ada yang kaya, ada yang miskin. Ada yang pandai, ada yang kurang pandai. Ada yang berpangkat, ada yang rakyat biasa. Ada yang beruntung, ada yang tidak beruntung.

Keragaman itu tidak boleh menjadi sumber kesombongan satu pihak atas yang lain. Juga tidak boleh menjadi alasan diskriminasi yang mendatangkan perpecahan atau permusuhan di kalangan manusia.

Dalam Islam, semua manusia hakikatnya sama di mata Allah, yang membedakan hanyalah takwanya.

Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat: 13)

Karena itu, gagasan tentang persatuan, persaudaraan, kebersamaan, gotong-royong, solidaritas dan kepedulian harus menjadi nilai-nilai kehidupan yang selalu dipelihara. Yang kuat harus selalu membantu yang lemah, yang beruntung berbagi kebahagiaan dengan yang kurang beruntung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini