UM Surabaya

Jamaah ‘Id al-Adha yang dirahmati Allah SWT,

Inilah saatnya, waktu yang tepat- ‘Id al-Adha atau ‘Hari Raya kurban’. Hari di mana berkumpulnya manusia dalam satu tahun untuk melaksanakan shalat.[1] Ibadah yang dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban sebagai bukti ibadah social, sebagai bagian dari hablu min al-Nas (hubungan sesame manusia).

Karena itu, sekali lagi inilah kesempatan terbaik bagi kita untuk mengevaluasi perjalanan hidup yang fana ini dengan melihat kepada kehidupan social yang selalu dihiasi dengan rasa iri, rasa dengki, sombong, riya, balas dendam, durhaka, berbohong, yang berujung kepada perkelahian, perjudian, pemerkosaan, pencurian hingga pembunuhan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahilham

Bahkan lebih ironis-nya, realita ini tidak hanya terjadi di tengah-tengah masyarakat, tetapi mulai terjadi di tengah-tengah keluarga. Padahal di dalam keluargalah tempatnya keteladanan dan pembina masyarakat sejahtera.[2] Begitu juga, keluarga diharapkan dapat merealisasikan kaderisasi yang ditempuh melalui pembinaan di dalam keluarga.[3] Bahkan dalam keluarga terlahirnya generasi yang tangguh, sebagaimana yang dikutip dalam sebuah media masa Republika sebagai berikut:

“Anak-anak yang berkualitas hanya akan lahir dari keluarga yang berkualitas pula. Di sini, keluarga sakinah menjadi “sistem’ terpenting untuk mewujudkan lahirnya anak-anak berkualitas tersebut. Di dalamnya terdapat nilai-nilai seperti cinta, kasih sayang, komitmen, tanggung jawab, saling menghormati, kebersamaan dan komunikasi yang baik. Keluarga yang dilandasi nilai-nilai tersebut akan menjadi tempat terbaik bagi anak-anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal”

Padahal beberapa abad yang jauh Allah telah menggambarkan sebuah peristiwa dramatis keluarga-Nabi Ibrahim a.s-. Sehingga, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mengakui ketaatan Ismail- sebagai seorang anak- dan Ibrahim as- sebagai seorang ayah- yang pada akhirnya menjadi peristiwa penting dalam sejarah kehidupan umat manusia, karena telah menjadi ibadah dalam perjalanan umat Islam yaitu ‘ibadah kurban’, sebagaimana yang tersirat dalam surat al-Shaffat (37) ayat 102,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

2 KOMENTAR

  1. Terima kasih ustadz mencerahkan.
    Mohon maaf ikut mendownload untuk kami teruskan kepada jamaah di lingkungan kami, PRM dan PCM Taman Kab Pemalang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini