UM Surabaya

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar  wa lillahilham

Walaupun demikian, titik inilah yang perlu difahami oleh segenap orang-tua bahwa Allah telah menjelaskan-walau berat dan penuh kerja keras- yang demikian itu adalah sebuah cobaan. Sebagaimana yang termaktub dalam surat al-Anfal (8) ayat 28,

وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”

Sehingga, seberat apapun yang kita hadapi di dalamnya, tidak sampai berujung kepada penganiyaan bahkan sampai kepada pembunuhan, apalagi dengan alasan ekonomi semata, karena Allah sendiri pun telah menggariskan dalam firman-Nya pada surat al-Isra ayat 31,

وَلاَ تَقْتُلُواْ أَوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُم إنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْءاً كَبِيراً

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”.

Dengan demikian pentingnya untuk selalu berpiir positif, agar terus meraih kesuksesan yang berbanding lurus dengan ketakwaan dalam menempuh bahtera kehidupan. Bersikap konsisten dalam melakukan sebuah bentuk kebaikan di setiap keadaan. Tetap berprilaku produktif di setiap situasi dan kondisi. Bukankah Allah Allah telan mendeskripsikan sikap insan bertaqwa. Mereka yang tetap konsisten dalam berbuat dan bersikap, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 134 sebagai berikut,

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ  

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Ayat tersebut di atas menunjukan tentang insan manusia yang dapat mengakutalisasikan ketakwaannya dalam kehidupan. Pertama, mereka peduli dalam kehidupan soasial dengan selalu berinfak tanpa memandang kondisi keuangan yang ada. Kedua, mereka menjaga sikapnya dengan selalu menahan amarah dari segala bentuk keadaan. Ketiga, mereka selalu membuka diri dengan selalu memaafkan seberat apapun kesalahan. Ketiga poin penting dari ketakwaaan yang disebut sebagai muhsini>n, yaitu orang-orang yang berbuat kebajikan.

2 KOMENTAR

  1. Terima kasih ustadz mencerahkan.
    Mohon maaf ikut mendownload untuk kami teruskan kepada jamaah di lingkungan kami, PRM dan PCM Taman Kab Pemalang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini