Jelang Hari Raya Iduladha 2024, sapi dan kambing merupakan jenis hewan ternak yang paling banyak dicari. Tingginya jumlah permintaan hewan kurban di pasar hewan, menyebabkan banyaknya hewan kurban di datangkan dari berbagai daerah.
Padahal hewan tersebut memiliki risiko terinfeksi parasit, bahkan memiliki risiko menularkan penyakitnya pada hewan lainnya.
Vella Rohmayani, dosen Parasitologi Prodi S.Tr Teknologi Laboratorium Medis FIK Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, menjelaskan, seperti halnnya hewan ternak pada umumnya, sapi dan kambing juga memiliki risiko terinfeksi berbagai jenis parasite.
“Parasite yang dapat menyebabkan infeksi adalah endoparasite (parasite yang tinggal di dalam tubuh) dan ektoparasit (parasite yang tinggal di luar tubuh),” tandas Vella, Sabtu (15/6/2024).
Vella menjelaskan, adapun jenis endoparasite yang sering menjadi menyebab infeksi pada hewan ternak, yaitu protozoa parasite (eimeria sp, dan seterusnya), taenia saginata (cacing pita), fasiola sp (cacing hati), serta cacing golongan nematoda usus.
Sedangkan jenis ektoparasit yang bisa menginfeksi sapi dan kambing adalah kutu, tungau (sarcoptes scabiei), lalat pengisap darah dan caplak.
“Mengingat banyaknya jenis endoparasite maupun ektoparasit yang dapat menginfeksi hewan ternak, maka diperlukan kehati-hatian saat hendak memilih dan membeli hewan ternak yang akan dijadikan kurban,” ujar dia.
Vella menjelaskan ciri fisik hewan ternak yang bebas dari infeksi parasite, yaitu memiliki tubuh yang ideal tidak terlalu kurus maupun terlalu gemuk, punya bulu halus dan elastis dan tidak terlihat kering bersisik, tidak terdapat luka dan bengkak pada bagian tubuhnya, mata terlihat bersih, tidak berair, tidak berwarna merah dan tidak bengkak.
“Selain itu pada bagian telinganya juga terlihat bersih, tidak mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap, mulut bersih dan tidak terlalu banyak mengeluarkan lendir, kaki tidak pincang, kuku sehat tidak pecah-pecah,” paparnya.
Selanjutnya, ia menambahkan hewan ternak yang sehat biasanya juga menunjukkan perilaku aktif bergerak, dapat merespons stimulus dengan baik, memiliki nafsu makan yang baik, serta tidak menunjukkan gejala stres dan tidak bersikap terlalu agresif.
Menurutnya, hewan yang sakit dapat menularkan penyakit pada manusia, saat seseorang mengonsumsi daging hewan tersebut.
“Oleh sebab itu sebelum memutuskan untuk membeli hewan kurban pastikan hewan tersebut menunjukkan ciri fisik maupun perilaku yang sehat sehingga hewan yang dikurbankan benar-benar sehat dan dapat memberikan manfaat, serta tidak menimbulkan risiko penyakit bagi orang yang mengonsumsinya,” paparnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News