Asupan Rohani dan Jasmani
UM Surabaya

*)Oleh: Masroin Assafani
Wakil Ketua PDM Lamongan

Usaha Optimal

Barangsiapa yang mengerahkan tenaganya untuk mencapai cita-citanya, dengan usaha yang sungguh-sungguh maka mereka akan mendapat kekuatan ilahiyah, yaitu Alllah akan menolongnya sebagaimna Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَنْ اَرَا دَ الْاٰ خِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُ ولٰٓئِكَ كَا نَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا

“Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.”  (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 19)

Selanjutnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

كُلًّا نُّمِدُّ هٰۤؤُلَآ ءِ وَهٰۤؤُلَآ ءِ مِنْ عَطَآءِ رَبِّكَ ۗ وَمَا كَا نَ عَطَآءُ رَبِّكَ مَحْظُوْرًا

“Kepada masing-masing (golongan), baik (golongan) ini (yang menginginkan dunia) maupun (golongan) itu (yang menginginkan akhirat), Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.”

(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 20)

Kandungan dua ayat tersebut kiranya tidak bisa terpisahkan, karena saling berkelindan;

  1. Sungguh-sungguh meraih akhirat; “Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.”
  2. Kemurahan Tuhan; “Kepada masing-masing di(golongan), baik (golongan) ini (yang menginginkan dunia) maupun (golongan) itu (yang menginginkan akhirat), Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu.
  3. Hak Tuhan; “Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.”
  4. Meraih Dunia Dan Akherat

Ibnu Qoyyim al-Jauziah didalam Fawaidul-Fawaid menjelaskan tentang kemaslahatan dunia dan akherat dari tema Berusaha Dengan Cara Yang Baik (حسن الطلب),  beliau ; mengambil potongan hadits sebagai berikut;

Nabi SAW, bersabda:

فاتقوا الله وأجملوا في الطلب

(Fattaquu Allaaha wa ajmiluu fii at-thalabi)

Artinya; “Bertakwalah kalian kepada Allah, dan carilah rezeki dengan cara yang baik.”’

Ibnu Qoyyim memaparkan hadits tersebut dengan beberapa pandangan diantaranya;

Pertama ; “Di dalam sabdanya ini, Rasulullah SAW menyandingkan antara kemaslahatan dunia dan kemaslahatan akhirat. Karena, kenikmatan dan kesenangan akhirat itu hanya dapat diperoleh dengan menjalankan ketakwaan kepada Allah.

Kedua ; “Sedangkan ketenangan hati dan kenyamanan badan, tidak mementingkan dunia, tidak terobsesi terhadapnya, tidak mencurahkan segala tenaganya sekadar untuk mendapatkannya; semua itu hanya dapat diperoleh dengan berusaha mencari rezeki dengan cara yang baik (dibenarkan).

Ketiga ; “Orang yang bertakwa kepada-Nya pasti memperoleh kesenangan dan kenikmatan akhirat. Sementara orang yang mencari rezeki di dunia dengan cara yang dibenarkan (baik) akan terhindar dari kesusahan dan kesedihan dunia. Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan.

Penyair berkata;

قدنادت الدنيا على نفسها؛ لوكان في ذا الخلق من يسمع

كم واثق بالعيش أهلكته؛ وجامع فرقت ما يجمع

(Qad naadati ad-dunyaa alaa nafsihaa, lau kaana fii dzaa al-kholqi man yasma’uu, kamwaatsiqin bil’aisyi ahlaktuhu, wajaami’i farraqtu maa yajma’u).

Artinya; “andai manusia mampu mendengar suara dunia yang selalu melenakan, niscaya mereka yang mendengarnya berkata: Berapa banyak orang yang yakin dalam hidup ini telah kubinasakan? dan berapa banyak penumpuk harta yang telah kucerai beraikan?

  1. Pesan Indah

Pesan yang terkandung dari dua ayat diatas menjadi sebuah asupan atau gizi baik rohani maupun jasmani yang sangat luar biasa, diantaranya sebagai berikut ;

  1. Kekuatan Ilahiyah; yaitu orang yang mengerahkan tenaganya untuk mencapai cita-citanya, dengan sungguh-sungguh maka mereka akan mendapat kekuatan ilahiyah.
  2. Fokus akhirat ; yaitu orang yang sungguh-sunggu dalam beriman, maka mereka itulah yang pantas mendapat balasan yang baik.”
  3. Fokus dunia dan akhirat; masing-masing golongan yang menginginkan dunia akhirat, akan mendapat kemurahan langsung dari Allah dan tiada yang sanggup menolaknya.
  4. Pelajaran berharga

Setelah pesan dua ayat tersebut, selanjutnya kita bisa mendalami paparan hadits yang di ketengahkan Ibnu Qoyyim al-Jauziyah diatas, juga merupakan pelajaran berharga dan akan menjadi asupan atau gizi baik rohani maupun jasmani, diantaranya sebagai berikut ;

  1. Mengoptimalkan usaha dalam meraih kemaslahatan dunia dan kemaslahatan akhirat.
  2. Meraih kenikmatan dan kesenangan akhirat itu hanya dengan menjalankan ketakwaan kepada Allah.
  3. Meraih ketenangan hati dan kenyamanan badan, tidak mementingkan dunia, tidak terobsesi terhadapnya,
  4. Mencurahkan tenaga dengan berusaha mencari rezeki dengan cara yang baik (dibenarkan).
  5. Bertakwa Kepada Allah pasti memperoleh kesenangan dan kenikmatan akhirat.
  6. Mencari rezeki di dunia dengan cara yang dibenarkan (baik) akan terhindar dari kesusahan dan kesedihan dunia.
  7. Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan

Keterangan; bagian B diatas di dalam catatan kaki, beliau mengomentari hadits ini sebagai berikut ;  Ini adalah penggalan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 2144) dan al-Baihaqi (V/265), dari hadits Jabir. Awal hadits di atas berlafazhkan ((أيهاالناس! إتقوا الله)) “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah.” Al-Bushairi berkomentar dalam Mishbahuz Zujajah (IL/356—dengan tahqig saya): “Hadits ini dha’ if.” Selanjutnya, dia menyebutkan hadits-hadits lain yang menguatkannya; di antaranya hadits Ibnu Hibban (no. 3239), al-Hakim (0/4), dan al-Baihagi (V/264-265) dari Jabir bin Abdullah dengan sanad shahih. Selain riwayat itu,! masih banyak hadits penguat lainnya.

Semoga tulisan ini menjadi sarana bagi Allah SWT guna mengampuni kita menjernihkan hati kita, jauh dari kedengkian, kesombongan, sehingga tulisan ini benar-benar menjadi asupan dan gizi baik untuk rohani dan jasmani, serta bermanfaat untuk kita semua, Aamiin.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini