Renungan Santai Bernilai
UM Surabaya

*) Oleh: Masro’in Assafani
Wakil Ketua PDM Lamongan

Siapa yg tidak ingin ke puncak gunung, apa lagi yang punya vila, woooo….indah….

Dari sana melihat panorama lembah, dataran, tumbuh-tumbuhan-an dengan indahnya, bahkan angin semilir yang menyegarkan. Namun kita tahu jalan menuju puncak terjal dan berbatu, kadang pendaki pun terpeleset jatuh, namun bangun kembali pantang putus asa.

Sehingga pepatah mendendangkan makna “maksud hati memeluk gunung namun apa daya tangan sampai”,

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَفِى الْاَ رْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَ ۙ 

“Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin,”

(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 20)

Di sinilah akhirnya kita menunduk ke bawah melihat jempol kaki dan merenung; jempol ada dua tempat, 2 di kaki kanan kiri, 2 di atas telapak tangan kanan kiri, yang bentuknya lebih ramping dari jempol kaki.

Nama begitu sama (jempol), namun fungsi berbeda. Jempol kaki sebagai penguat pijakan, jempol tangan merupakan alat menghargai.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَفِيْۤ اَنْفُسِكُمْ ۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ

“dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”

(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 21)

Dari renungan singkat ini kita bisa kembali menyadari bahwa semuanya kita kembalikan kepada Allah Tuhan Rabbul Alamin penentu segalanya. Hanya Allah lah yang sempurna.

Semoga Allah merahmati kita semua. Dan mohon maaf dari semua kekurangan.

 Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini