*)Oleh: Afifun Nidlom, SAg, MPd, MH
Salat Subuh satu dari lima salat wajib yang memiliki banyak nama. Yaitu Salat Subuh, Salat Fajar, Salat Ghadah dan Salat Wustho, nama yang terakhir itu menurut madzhab Maliki. Namun, menurut jumhur ulama nama yang terakhir itu untuk Salat Ashar (lihat kitab: al-Maushu’ah al-Fiqhiyyah juz 27 halaman 320).
- Salat Subuh
Shubuh (صُبْحٌ) ada yang berpendapat berasal dari kata صَبَحَ يَصْبَحُ yang berarti permulaan siang, صَبُحَ يَصْبُحُ berarti bersih, berseri-seri, bersinar, cantik, tampan. Dari sisi waktu terdapat nama اَلْفَلَقُ yang diterjemahkan dengan waktu subuh. Arti asalnya adalah membelah menjadi dua bagian. Karena waktu itu menjadi pemisah malam dan siang. Sebagaimana firman Allah SWT,
وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَيۡطُ ٱلۡأَبۡيَضُ مِنَ ٱلۡخَيۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ
Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. (QS. Al Baqarah/2: 187)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ مِنْ الصُّبْحِ رَكْعَةً قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَقَدْ أَدْرَكَ الصُّبْحَ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mendapatkan satu rakaat dari Salat subuh sebelum terbit matahari berarti dia mendapatkan subuh”. (HR. al-Bukhari no. 545).
2.Salat Fajar
Fajar (اَلْفَجْرُ) ialah tersingkapnya kegelapan malam karena cahaya matahari, kemerah-merahan di langit sebelah timur hingga matahari terbit. Allah SWT menyatakan Salat ini banyak disaksikan para malaikat.
أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمۡسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيۡلِ وَقُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ إِنَّ قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡهُودًا
Dirikanlah Salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya Salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (QS. Al-Isra’/17: 78).
Dan Nabi SAW berpesan tentang Salat Fajar ini agar selalu diperhatikan. Karena sebagai tolok ukur keimanan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنْ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Dari Abu Hurairah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada Salat yang lebih berat bagi orang-orang Munafik kecuali Salat Subuh dan ‘Isya. Seandainya mereka mengetahui (kebaikan) yang ada pada keduanya tentulah mereka akan mendatanginya walau harus dengan merangkak.” (HR. Bukhari HADIST NO. 617).
3.Salat Ghadah
Ghadah (اَلْغَدَاةُ) berasal dari kata غَدَا – يَغْدُو- غُدُوًّا / اَلْغَدَاة وَالْغُدْوَة memiliki arti waktu pagi. Nabi SAW menggunakan lafadz atau kata ghadah dalam riwayat berikut,
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرَ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ
“Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan empat raka’at sebelum Dhuhur dan dua raka’at sebelum Salat Ghadah.” (HR. Abu Dawud HADIST NO – 1062).