Muhammadiyah Berpihak pada Kaum Lemah dan Dilemahkan
Ridho Al-Hamdi menghadiri Launching Al-Maun Goes to Village di Banyuwangi. foto: ubay
UM Surabaya

Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk berpihak pada kaum yang lemah dan dilemahkan akibat kebijakan. Karena hal itu menjadi spirit Al-Maun yang diperjuangkan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan.

Hal itu ditegaskan Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Dr. Ridho Al-Hamdi dalam Launching Al-Maun Goes to Village: Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Korban Konflik Agraria dan SDA di RSI Siti Fatimah, Banyuwangi, Sabtu (22/6/2024).

“Spirit Al-Maun yang dilakukan KH Ahmad Dahlan itu adalah kepedulian terhadap kelompok yang terpinggirkan,” tegas Ridho.

Kata dia, melalui spirit tersebut LHKP Muhammadiyah kini melakukan pendampingan terhadap masyarakat yang terdampak dari kebijakan, baik konflik agraria maupun Program Strategis Nasional (PSN)

Untuk diketahui, PSN adalah proyek dan/atau program yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.

Ridho menjelaskan, program Al-Maun Goes to Village dilaksanakan di tiga lokasi, yakni di Banyuwangi, Wadas, dan Rempang Kepulauan Riau. Program-programnya berbeda, tapi masih dalam satu rangkaian program.

Program ini, imbuh dia didukung oleh Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu). Ini karena mereka yang terdampak kebijakan termasuk golongan 8 asnaf atau orang yang berhak menerima zakat.

“Spirit Al-Maun tidak memandang apakah mereka berasal dari Muhammadiyah atau tidak, muslim atau tidak. Pokoknya kalau ada mereka yang terdampak akibat kebijakan kita bantu,” tandas Ridho.

Ridho lalu menceritakan saat dirinya dan tim LHKP melakukan pendampingan di Wadas. Di sana seratus persen warganya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

“Kita ikut melakukan pendampingan di sana. Waktu mereka menyampaikan aspirasi ke Jakarta, kita juga memfasilitasi mereka menginap di Menteng (Kantor PP Miuhammadiyah di Jakarta, red),” ungkapnya.

Menurut Ridho, salah satu prinsip yang dipakai Muhammadiyah adalah fastabiqul khairat yang artinya berlomba-lomba dalam kebaikan.

Fastabiqul khairat, bukan fastabiqul haqq. Yang dilombakan itu kebaikan, bukan kebenaran,” tegasnya.

Dikatakan Ridho, kebenaran itu tempatnya di dapur, tidak perlu dibawa ke ruang tamu. Sebaliknya, kebaikan itu adanya di ruang tamu, bukan di dapur.

“Makanya kalau ada menemui tamu jangan diajak benar atau itu, Bisa-bisa tamunya minta pulang,” ujar Ridho, lalu disambut tawa hadirin yang datang

Urusan kebenaran itu juga disinggung ketika ramai perdebatan haram dan tidaknya soal musik. Di mana terjadi masalah perbedaan pendapat.

Namun masalah itu kemudian dibawa ke ruang tamu, sehingga menjadi ramai dan hasilnya justru kontraproduktif.

Ridho berharap, program Al-Maun Goes to Village bisa berjalan sukses dan memberikan manfaat buat masyarakat yang terdampak kebijakan. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini