Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
{أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلا تَسْتَعْجِلُوهُ}
“Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya.” (An-Nahl: 1)
Kemudian Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ}
“Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir.” (Al-Ahzab: 64)
Yakni menjauhkan mereka dari rahmat-Nya.
{وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرًا}
“Dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka).” (Al-Ahzab: 64)
Maksudnya, di negeri akhirat nanti.
{خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا}
“Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (Al-Ahzab: 65)
Mereka tinggal di dalam neraka terus menerus, tiada jalan keluar bagi mereka darinya, dan mereka tidak bisa lenyap darinya untuk selama-lamanya.
{لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا}
“Mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong.” (Al-Ahzab: 65)
Yaitu tiada seorang pun yang dapat menolong mereka, dan tiada seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab yang selamanya menimpa mereka. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan:
{يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولا}
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.” (Al-Ahzab: 66)
Mereka diseret dengan muka di bawah ke dalam neraka, lalu tubuh mereka dibolak-balikkan di dalam neraka. Dalam keadaan demikian mereka menyesali perbuatannya selama di dunia seraya mengungkapkan penyesalannya, “Aduhai, sekiranya dahulu di dunia kami termasuk orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.” Sebagaimana yang diceritakan oleh Allah keadaan mereka sewaktu berada di Padang Mahsyar, melalui firman-Nya:
{وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلا. يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلانًا خَلِيلا * لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإنْسَانِ خَذُولا}
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, “Aduhai, kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an telah datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Furqan: 27-29)