UM Surabaya

1. Kembali kepada Allah

Lihatlah kembali sejarah Islam sebagai ibrah. Kaum muslimin mengalami guncangan batin yang cukup berat tatkala Allah Ta’ala mentakdirkan mereka kalah di perang Uhud. Sebanyak 700 pasukan muslimin berhadapan dengan lebih dari 3.000 pasukan kuffar. Padahal, hampir saja kaum muslimin memenangkan peperangan. Namun, karena 40an pemanah lalai atas tugasnya karena tergiur ghonimah.

Maka, sadarilah bahwa ketika ujian sedang menimpa diri kita. Lihat dan muhasabahlah diri, lalu tanyakan, “Adakah perintah Allah dan RasulNya yang telah aku langgar ?” Atau, “Apakah diri ini terlalu berlebihan cinta terhadap perkara duniawi ?”

Kalau jawaban dari salah satu atau kedua pertanyaan tersebut adalah “Ya”, maka kembalilah kepada Allah Ta’ala. Segera bertobat, beristigfar, dan paksakan diri untuk menjadi hamba Allah Ta’ala yang tunduk dan patuh terhadap perintah-Nya dan menjauh dari segala larangan-Nya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadis qudsi, bahwa Allah Ta’ala berfirman: “Dan jika ia (hamba Allah) mendekat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari 6970 Muslim 2675 dari Abu Hurairah ra)

2. Istikamah Salat

Salat merupakan ibadah mulia setelah tauhid. Perhatikan rukun Islam, perkara kedua setelah syahadat adalah shalat. Karenanya, meninggalkan shalat merupakan dosa besar setelah dosa syirik.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah salat. Apabila dia meninggalkannya, maka dia melakukan kesyirikan.” (HR. Ath-Thabari sahih dari Tsauban RA, Syekh Al Albani mengatakan, “Hadits ini sahih.” Lihat Shahih At-Targib wa At-Tarhib no. 566)

Sungguh kedudukan salat begitu agung dalam Islam. Lantas, bagaimana kita sebaiknya memperlakukan ibadah salat dalam kehidupan sehari-hari?

Ketahuilah, bahwa salat merupakan bagian dari zikir (mengingat Allah). Dan hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.

Allah Ta’ala berfirman: “(Yaitu), orang-orang yang beriman dan hati mereka tenang dengan mengingat Allâh. Ketahuilah, dengan mengingat Allâh, hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Ingatlah kegundahan yang dialami karena abainya kita terhadap salat. Karena, orang yang memprioritaskan salat dalam hidupnya, seberat apa pun ujian dan cobaan yang mungkin dapat membuat hatinya galau dan cemas, maka sesegera mungkin ia mampu tenang dan bijak dalam menyikapinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini