Dengan semangat memiliki, mari berpikir sejenak tentang apa yang telah kita perbuat untuk bangsa dan umat manusia.
Membiasakan bertindak secara nyata dalam membangun bangsa tanpa berburuk sangka dan merampas hak-hak orang lain.
Sementara itu, sepakati bahwa merdesa dan merdeka berjalan seirama. Dalam kamus Bahasa Indonesia merdesa berarti ”layak dan patut”.
Memang kita bebas dari penghambaan atau penjajahan, maka merasakan hidup layak sesuatu yang ingin diraih pula, baik dari segi ekonomi, pendidikan maupun kesehatan.
Keseimbangan
Berbagai benda dan kehidupan terbentang luas di bumi ini. Langit-langit dihiasi dengan pesona tata surya nan indah. Kreasi yang tak mampu tertandingi oleh siapa pun. Alam semesta merupakan bukti kebesaran-Nya.
Begitu juga manusia. Dari sebuah tanah, tubuh manusia diciptakan. Melalui tanah inilah tercipta tubuh yang sempurna, memiliki organ-organ. Ada organ panca indera, memiliki sistem pencernaan, otak dan kelengkapan tubuh lainnya.
Pemikiran Buya Azra tentang Islam dan sendi kehidupan, bahwa manusia diciptakan Tuhan sebagai penanggung jawab atas bumi yang diciptakan-Nya. Segala isi bumi diserahkan pada manusia, itulah salah satu ciri kebesaran-Nya.
Manusia diberi kewenangan untuk “menggunakan” dan “mengeksplorasi”. Manusia sebagai makhluk bumi, keberadaan manusia menjadi penentu kelangsungan kehidupan di dunia.
Dengan potensi yang ada, manusia diperbolehkan mempelajari, tetapi harus tetap berpijak pada keterjagaan dan kelestariannya.
Selain hidup dengan alam ini, manusia pun hidup bersama masyarakat. Tempat bersosial dan berinteraksi.
Di dalamnya terdapat rasa tolong menolong, persaudaraan, toleransi dan saling bersahabat. Menjalani kehidupan yang memperhatikan kehadiran akal dan budi pekerti. (*)
*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News