*) Oleh: Masro’in Assafani, MA
Wakil Ketua PDM Lamongan
Rezeki merupakan bagian dari misteri ilahi. Ada orang miskin papa tiba-tiba menjadi kaya yang luar biasa.
Meminjam kata-kata Hamka dari dalam Tafsir Al Azhar, bahwa orang tiba-tiba kaya dengan sebutan OKB, yaitu orang kaya baru.
Ada juga sebaliknya, orang yang sangat berada, kaya raya, tiba-tiba mendadak miskin, karena semua usahanya bangkrut.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ
“Katakanlah, Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki), tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Saba’ 34: Ayat 36)
Kandungan ayat:
1. Luasnya rezeki; “Katakanlah, Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki.”
2. Terbatasnya rezeki: “Dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki).”
3. Manusia tidak menyadari: “Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Demikian itulah harta, bahwa kekayaan tidaklah kekal, kemiskinan pun juga tidak kekal.
Rezeki adalah sesuatu yang amat lembut dan penuh misteri hanya Allah yang Maha Memiliki.
Allah SWT berfirman:
اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَآءُ ۚ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ
“Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia Maha Kuat, Maha Perkasa.” (QS. Asy-Syura 42: Ayat 19)