UM Surabaya

Kita ini sering mengatakan yang tidak-tidak. Maka jangan sekali-kali bilang tempat kami tidak kader, coba ikhtiar dulu untuk dicari kemudian diarahkan dan dikembangkan potensinya.

Kalau sudah melakukan dengan sangat effort dan ternyata tidak ada hasil baru bisa berkata seperti demikian diatas.

Dan ini mohon maaf sekali bukan bermaksud menyalahkan atau bagaimana kepada ayahanda atau ibunda yang tidak menyekolahkan anaknya di Muhammadiyah tempat ia tinggal, malah disekolahkan negeri atau Salafi dan lain sebagainya,ini juga menjadi penting bahkan ada juga yang bersekolah di Muhammadiyah akan tetapi tidak dikader. Kalau hanya universitas yang negeri, it’s okay.

Sebenarnya itu adalah hak, yang perlu garis bawahi adalah berarti secara tidak langsung tidak percaya dengan pendidikan Muhammadiyah sendiri. Itu lho sekolahnya gini, gitu. Kalau memang seperti maka ayo dibenahi dan dipikirkan bareng-bareng bagaimana caranya sekolah itu bisa bersaing dengan yang lainnya.

Bukan malah ngajak yang lain jangan sekolah di Muhammadiyah itu anak kami aja di sini. Ini tentu tidak baik kalau sampai ada yang mengatakan seperti ini.

Sebenarnya terserah mau di mana pun saja, tapi please ayo ajari, beri motivasi dan berikan kaderisasi kepada anak-anaknya agar bisa melanjutkan Muhammadiyah ke depan nantinya.

Yang ketiga perjuangan terhadap kader, Muhammadiyah ke depan tentu seharusnya bergantung kepada kualitas dan dedikasi kadernya-kadernya. Dari hal tersebut artinya Muhammadiyah harus sangat perhatian terhadap kader dalam proses pengembangannya.

Selain kader-kadernya di pahami dan diberikan kaderisasi ini harus benar-benar diperhatikan dalam segala lini. Maka bukan hanya sekedar memahami dan memberikan fasilitas kaderisasi akan tetapi benar-benar dikawal dan diperjuangkan sampai titik darah penghabisan.

Setidaknya ada beberapa alasan kenapa kader-kader angkatan muda Muhammadiyah harus diperjuangkan.

Poin pertama untuk regenerasi kepemimpinan di segala lini, kalau Muhammadiyah dari akar rumput sampai ke atas benar-benar menjalankan dan memperjuangkan sistem pengaderan, memberikan fasilitas, dukungan, dorongan serta pendampingan yang matang.

Sudah semestinya ke depan sudah tak bingung lagi mencari guru, kepala sekolah, dosen, ketua ranting, cabang dan lain sebagainya. Tidak ada lagi cerita lagi ketua ranting atau cabang itu sudah sepuh bahkan belasan tahun menjabat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini