Singkat cerita, pengemis pertama pun akhirnya sepakat untuk ditukar. Terjadilah transaksi di antara keduanya, kejadian serupa berlangsung selama 10 hari.
Setelah 10 hari, Ummu Ja’far kembali menemui pengemis kedua yang mengharapkan rezeki dari wanita kaya itu.
“Apakah kamu puas dengan pemberian kami?” tanya Ummu Ja’far pada pengemis kedua.
“Memangnya apa yang engkau berikan padaku?” kata pengemis itu menjawab dengan pertanyaan.
“100 dinar,” jawab Ummu Ja’far.
“Tidak mungkin. Setiap hari engkau memberiku adonan roti dan ayam bakar, lalu aku menjualnya ke temanku dengan harga 2 dinar,” jawabnya.
Ummu Ja’far pun merasa terkejut dan menyadari tentang kemurahan Allah pada hamba yang mengharapkan anugerah dari-Nya.
“Begitulah, dia (pengemis pertama) mengharapkan kemurahan Allah. Maka Allah segera memberinya kehidupan yang serba berkecukupan, meskipun dia sendiri tidak punya niat atau rencana seperti itu,” ujar Ummu Ja’far.
Ummu Ja’far pun menegaskan bahwa barang siapa yang mengadukan kefakiran kepada Allah, pasti Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Selanjutnya, ia juga meyakini bahwa takaran rezeki setiap orang tidak akan tertukar. Ketika Allah sudah berkehendak pasti akan terjadi dan jika Allah tidak menghendaki pasti tidak akan terjadi.
Moral Story:
Mengadukan aneka masalah atau mengharapkan rezeki kepada sesama manusia akan selalu meleset dan tidak sesuai dengan ekspektasi.
Sebaliknya, mengadukan semua keluh kesah hidup kepada Allah, pasti akan mendapatkan solusi dengan cara-Nya yang tidak pernah kita duga sebelumnya. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News