Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut Syafiq Mughni merupakan sosok yang langka di Muhammadiyah. Ia sebagai sosok yang mampu mengupas kulit dan menemukan isi – dan mampu menemukan dari yang tersirat dari yang tersurat.
“Prof. Syafiq sosok yang langkah sebenarnya di Muhammadiyah, karena kencedekiawannya yang spesifik. Yang tadi Pak Jainuri menyebutnya sebagai cendekiawan yang fokus pada substansi,” ungkap Haedar saat menghadiri peluncuran buku “Cendekiawan Melintas Batas” 70 Tahun Perjalanan Syafiq A. Mughni, Kamis (27/6/2024) di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA).
Sosok langkah yang disematkan Haedar ke Pak Syafiq lantaran kepakaran dan fokusnya pada substansi keilmuan di studi islam. Merujuk Al Jurjani, Haedar menyebut Pak Syafiq sebagai sosok yang mampu mengupas kulit dan menemukan isi – dan mampu menemukan dari yang tersirat dari yang tersurat.
“Karena kecendekiawanan nya seperti ini maka kita Muhammadiyah juga memperoleh khazanah, kekayaan yang luar biasa sebenarnya,” kata Haedar Nashir.
Oleh karena itu, momen 70 tahun Prof. Syafiq Mughni yang ditandai dengan peluncuran buku menjadi warisan penting bagi Muhammadiyah, khususnya anak-anak muda Muhammadiyah. Haedar juga mengaku bahwa tugas Muhammadiyah banyak diringankan oleh sosok cendekiawan seperti Pak Syafiq dan lainnya.
Haedar yang menulis banyak buku-buku pedoman untuk persyarikatan Muhammadiyah mengaku banyak mendapat bantuan dari Pak Syafiq dalam penyusunan beberapa dokumen penting Persyarikatan Muhammadiyah, seperti buku PHIWM, Dakwah Kultural, Khittah Denpasar, dan lain sebagainya.
“Setelah saya mendapat amanat dari teman-teman 13 (Ketua PP Muhammadiyah) untuk jadi Ketua Umum – itu hanya kebetulan saja. Kemudian tugas seperti itu yang mengambil alih Prof. Syafiq, maka terakhir lahirlah Risalah Islam Berkemajuan,” ungkap Haedar.
Risalah Islam Berkemajuan merupakan karya monumental Muhammadiyah yang lahir pada Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta pada 2022 lalu. Dokumen ini menjadi pegangan gerakan Muhammadiyah untuk merespon isu keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
Termasuk ketika PP Muhammadiyah diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk menentukan nama pengganti Prof. Din Syamsuddin sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Haedar Nashir tidak perlu berpikir panjang dan langsung menunjuk Prof. Syafiq sebagai pengganti.
Melihatnya pentingnya peran cendekiawan yang memiliki kemampuan untuk memahami ilmu, Haedar memandang sosok cendekiawan perlu menjadi pilar penting, bahkan harus diperbanyak di lingkungan Muhammadiyah. Sebab sangat diperlukan untuk kepentingan-kepentingan strategis.
Prof. Syafiq selain dikenal sebagai Ketua PP Muhammadiyah juga sebagai sosok cendekiawan organik dengan buku-buku yang ditulisnya, serta puluhan artikel ilmiah yang terpublikasi di jurnal-jurnal terindeks. Selain itu juga memegang jabatan-jabatan penting untuk urusan keagamaan, perdamaian, dan peradaban. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News