*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Minta doa atau titip doa pada orang yang berangkat haji itu biasa dan baik. Hal demikian dilakukan karena selama prosesi haji, baik dari sisi waktu maupun tempat terdapat momen-momen mustajab untuk berdoa. Misalnya, hari Arafah
خير الدعاء دعاء يوم عرفة
“Sebaik-baik doa adalah doa pada Hari Arafah.” (HR. Tirmidzi 3585)
Tentang titip doa kepada orang yang akan berangkat haji sudah terbiasa dan terjadi sejak era sahabat Nabi Muhammad sawa.
Adalah dekat dengan Kota Madinah, terletak sebuah tempat bernama Tsaniyyatul Wada’. Dahulu, para sahabat mengantar orang-orang yang hendak bepergian di tempat ini. Imam Ibnu Bathal dalam kitab Syarh Shahih Al-Bukhari menyebut:
انما سميت بذلك لأنهم كانوا يشيعون الحاج والغزاة اليها ويودعونهم عندها
“Dinamakan Tsaniyyatul Wada’ karena para sahabat mengantarkan orang yang berhaji dan berperang dan menitipkan kepada mereka doa.”
Suatu ketika, Rasulullah sedang berkhotbah Jumat. Lalu, seorang masuk masjid dan meminta didoakan keadaan kampungnya yang sedang mengalami paceklik.
يَا رَسُول اللَّهِ هَلَكَتِ الأَمْوَال وَانْقَطَعَتِ السُّبُل فَادْعُ اللَّهُ يُغِيثُنَا . فَرَفَعَ رَسُول اللَّهِ يَدَيْهِ ، ثُمَّ قَال : اللَّهُمَّ أَغِثْنَا . اللَّهُمَّ أَغِثْنَا . اللَّهُمَّ أَغِثْنَا
“Wahai Nabi harta kami hancur, jalan-jalan (rezeki) telah terputus. Berdoalah kepada Allah untuk menolong kami’, kemudian Rasul SAW mengangkat tangannya dan berdoa, ‘Ya Allah tolonglah kami, tolonglah kami, tolonglah kami.” (HR Muslim)
Jadi titip doa atau pesan doa kepada orang yang masih hidup sekalipun dari sisi kesalehan jauh di bawah kita, maka tetaplah minta didoakan atau titip doa.
Bahkan bila kita telah bersedekah kepada pengemis mintalah didoakan olehnya agar kita berlimpah harta dan berkah, siapa tahu dari mulutnya terlantun doa tulus yang di aminkan malaikat.
Suatu ketika, Nabi saw nyuruh kepada Umar bin Khattab untuk meminta doa kepada seorang Tabiin, seperti dalam hadis berikut:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «يَأْتِي عَلَيْكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أَمْدَادِ أَهْلِ الْيَمَنِ، …..لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَلْ»
“Umar berkata: ‘Aku mendengar Rasul saw bersabda: ‘Akan datang nanti Uwais bin ‘Amir bersama rombongan dari Yaman. Dia punya ibu yang ia sangat berbakti sekali kepada ibunya, kalau dia berdoa kepada Allah, pastilah Allah mengabulkannya, kalau kamu bisa memintakan ampun kepada Allah melalui dia, maka lakukanlah”.