Syahdunya Mentadabburi Al-Qur'an
foto: depositphoto
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Jumat Mubarak

Allah Ta’ala telah mengabarkan bahwa Dia telah menurunkan Al-Quran agar bisa direnungkan ayat-ayatnya.

Allah Ta’ala berfirman:

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan, supaya mereka memperhatikan (mentadaburi) ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” (QS. Sad: 29)

Terdapat banyak dalil yang sangat jelas tentang pentingnya memberikan perhatian terhadap Al-Qur’an dan bahwa Al-Quran merupakan perkara yang paling agung yang bisa memperbaiki kondisi hati.

Lebih-lebih jika membaca Al-Qur’an bersamaan dengan tadabur dan perenungan serta kesungguhan untuk memahami makna-maknanya.

Siapa saja yang merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an, niscaya dia akan lebih mengenal Rabbnya. Dia mengetahui besarnya nikmat dan anugerah yang Allah berikan kepada orang-orang yang beriman.

Seseorang akan mengetahui ibadah yang diwajibkan kepadanya. Ia pun bersemangat melaksanakan kewajiban dan meninggalkan semua larangan Rabbnya.

Siapa saja yang mempunyai karakter seperti ini ketika membaca Al-Qur’an dan ketika mendengarkannya dari orang lain, niscaya Al-Qur’an akan menjadi penyembuh baginya. Ia akan menjadi kaya tanpa harta dan menjadi mulia tanpa bersandar kepada manusia.

Cita-citanya adalah bisa memahami firman Allah Ta’ala, terselamatkan dari ancaman, dan mengambil pelajaran dari bacaan Al-Quran.

Hal ini karena membaca Al-Qur’an merupakan ibadah, dan ibadah tidak bisa dilakukan dengan hati yang lalai. Sedangkan Allah-lah yang memberikan taufik atas hal tersebut.

Oleh karena itulah, Allah Ta’ala senantiasa memerintahkan hamba-hamba-Nya dan mendorong mereka untuk mentadaburi isi (kandungan) Al-Qur’an.

Allah Ta’ala berfirman:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau sekiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisa’: 82)

Allah Ta’ala kabarkan bahwa orang-orang yang tidak ingin mentadaburi Al-Qur’an itu hatinya telah terkunci, tidak bisa terbuka menerima petunjuk.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini