UM Surabaya

***

Sistem kerahiban dan kehabiban adalah yang paling punya potensi melakukan glorifikasi dalam bentuknya yang generik meski bersifat lokal dan kasuistik. Kerahiban mengaku dzuriyah anak Allah.  Kehabiban mengaku keturunan Nabi Allah. Keduanya mengandung potensi sama: ‘perbudakan teologis’.

Dalam kurun tertentu: sistem kerahiban dan kehabiban sangat dibutuhkan untuk mobilisasi sosial umat dalam makna positif.

Tegasnya, sistem kerahiban yang dipraktikkan di Eropa Abad Gelap beda tipis dengan sistem kehabiban yang di lembagakan pada Rabithah Alawiyah di Indonesia saat sekarang, dengan kekhususan. Wallahu ta’ala a’lm. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini