Kekhawatiran Cicit Rasulullah
Ilustrasi Ilmuwan Muslim. foto: ist

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib, ra memegang amanah kekhalifahan, beliau menikahkan Husain, r.a putranya dengan seorang putri Yazdazird (penguasa Persia), yang bernama Shahrbanu Syah Zinan, yang berarti ratunya para wanita, kemudian diganti namanya menjadi Ghazalah. Dari pasangan inilah lahir Ali bin Husain.

Ali bin Husain, r.a adalah putra bungsu Husain, r.a yang selamat dalam Tragedi Karbala. Atas kepribadiannya yang agung ia mendapat 3 julukan:

– Zainal Abidin (hiasan para ahli ibadah)
– As Sajjad, karena kebiasaan sujudnya yang lama, dan
– Az Zaky, karena kebersihan jiwanya.

Pada suatu musim haji, Thawus bin Kaisan melihat Ali Zainal Abidin ra berdiri di bawah bayang-bayang Kakbah, seperti orang yang tenggelam, menangis seperti ratapan seorang penderita sakit, dan berdoa terus-menerus seperti orang yang sedang terkena masalah yang sangat besar.

Setelah Ali Zainal Abidin r.a. selesai berdoa, Thawus r.a. mendekat dan berkata kepadanya, “Wahai cicit Rasulullah, kulihat engkau dalam keadaan demikian, padahal engkau memiliki tiga keutamaan yang aku mengira bisa mengamankanmu dari rasa takut.”

Ali Zainal Abidin,“Apakah itu, wahai Thawus?”

Pertama, engkau adalah keturunan Rasulullah saw. Kedua, engkau akan mendapatkan syafaat dari kakekmu, dan ketiga adalah rahmat Allah yang tercurah bagimu.”

“Wahai Thawus, garis keturunanku dengan Rasulullah saw. tidak menjamin keamananku setelah kudengar firman Allah SWT:

“Kemudian ditiup lagi sangkakala, maka tidak akan ada lagi pertalian nasab di antara mereka hari itu.” (Al-Kahfi [18]: 99).

Adapun tentang syafaat kakekku, Allah SWT telah berfirman: “Mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah.” (Al- Anbiyaa [21]: 28).

Sedangkan mengenai rahmat Allah, Allah telah berfirman: “Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-A’raf [7]: 56).

Thawuspun terdiam atas jawaban Ali Zainal Abidin yang sulit dibantah.

Itu semua adalah gambaran ketakwaan serta kepribadian yang agung dari seorang Ali Zainal Abidin, cicit Rasulullah.

Ali Zainal Abidin adalah cermin bening keturunan Rasulullah. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini