Ketika menolak hari kebangkitan mereka berbuat apa saja tanpa dikendalikan oleh kesadaran adanya hari pertanggungjawaban di akherat.
Penolakan hari kebangkitan mendorong manusia berperilaku bebas. Mereka melanggar norma ketuhanan sehingga banyak terjadi pelanggaran sosial.
Yang kaya menindas dan yang miskin berbuat bebas memanfaatkan kemiskinanbya dengan berbuat sekehendaknya. Yang kaya dan miskin sangat rentan melakukan pelanggaran syariat. Keduanya bahkan bisa bekerjasama untuk melakukan kejahatan.
Yang kaya memanfaatkan orang miskin untuk mencapai tujuan, dan yang miskin juga melakukan apa saja yang dilakukan orang kaya untuk mendspatkan kekayaan demi mewujudkan keinginan duniawiannya .
Khalifah dan Kerusakan
Al-Qur’an menggambarkan adanya pemimpin tanpa wawasan dan kesadaran akan adanya hari pertanggungjawaban.
Mereka berperilaku bebas tanpa batas. Hal inilah yang dikhawatirkan malaikat ketika Allah mengabarkan akan terjadinya penciptaan manusia. Hal ini diabadikan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
وَاِ ذْ قَا لَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَا عِلٌ فِى الْاَ رْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَا لُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30)
Allah menunjukkan perspektif optimisme ketika menciptakan manusia sebagai Khalifah. Sementara malaikat menunjukkan pesimisnya.
Allah berpandangan bahwa manusia yang memiliki pengetahuan tentang ketuhanan dan orientasi kehidupan akherat, maka akan tercipta dunia yang aman dan sentosa.
Hal ini sebagai bantahan terhadap kekhawatiran malaikat akan perilaku buruk manusia. Penciptaan nabi dan rasul serta orang-orang saleh merupakan jawaban atas kekhawatiran malaikat.