Terkait dengan isu yang ramai berkembang di media massa tentang Muhammadiyah, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir berharap media massa bersifat positif dan konstruktif untuk mencerdaskan bangsa.
Hal itu disampaikan Haedar pada Sabtu (29/6/2024) dalam Resepsi Milad ke-115 Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Cirebon di Komplek Perguruan Muhammadiyah, Kabupaten Cirebon.
“Jangan masalah-masalah yang berkembang, yang tidak dari sumber utamanya – soal tambang, soal perbankan lalu digoreng menurut kehendak media sendiri, yang sebenarnya kami biasa-biasa saja, yang sebenarnya kami tidak pernah berperkara dengan pihak dan siapapun,” kata Haedar.
Haedar menjelaskan, sikap-sikap kritis yang diambil oleh Muhammadiyah itu semuanya berlandaskan pada prinsip-prinsip keadilan dan korektif, baik ke dalam dan keluar yang dilakukan secara bijaksana.
Prinsip-prinsip yang diambil Muhammadiyah itu sebagaimana yang tertuang pada poin kesepuluh Kepribadian Muhammadiyah. Oleh karena itu, dia mengajak media massa untuk membangun bangsa ini, dan menghargai seluruh kekuatan masyarakat dengan penghargaan secara elegan dan kesatria.
Termasuk para pelaku dan penggerak media sosial, Haedar meminta supaya tidak hanya sekadar mengejar viralitas dan rating dengan menggoreng isu yang tidak berasal dari sumber utamanya.
Terkait dengan langkah-langkah yang diambil oleh Muhammadiyah, kata Haedar, Muhammadiyah biasa bergerak di berbagai bidang seperti sekolah, kesehatan, sosial, dan ekonomi. Dan setiap gerakan Muhammadiyah selalu mengedepankan good government.
“Bahkan kami berkhidmat untuk kebesaran organisasi bagi kemajuan umat dan bangsa. Jadi kami berharap bahwa, kami Muhammadiyah bisa bergerak di lapangan apapun sesuai dengan kadar pergerakan kami, pilihan-pilihan kami, tanggung jawab kami, kebesaran dan kemampuan kami, marwah dan harkat martabat kami,” katanya.
“Bahkan lebih dari itu kami akan tetap positif, profesional, kami akan berbuat yang terbaik sehingga kami tidak akan menimbulkan masalah apalagi mafsadat bagi kehidupan umat dan bangsa. Itu jaminan kami Muhammadiyah, untuk umat, bangsa dan negara,” imbuhnya.
Sementara, terkait sikap diamnya Muhammadiyah semata karena tidak ingin larut dalam kegaduhan. Sebab dia memandang bangsa ini tidak akan maju, jika media massa dan sosial hanya mengejar untuk kepentingan kelompok tapi mengorbankan kepentingan yang lebih luas.
“Kita harus berani meredam ego kepentingan kita, bahkan Muhammadiyah pun bersedia seperti itu,” tuturnya.
Memajukan Indonesia dalam pandangan Haedar bisa dilakukan oleh semua komponen bangsa bergerak bersama untuk mencerdaskan rakyat, serta adanya elit atau pemimpin yang cerdas dan berintegritas.
“Media massa juga punya tanggung jawab besar untuk mencerdaskan. Kami ajak mari mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lebih dari itu kita bangun sistem kebangsaan ini menjadi lebih baik,” ajak Haedar.
Tugas mencerdaskan juga menjadi tanggung jawab para elit, oleh karena itu rakyat jangan terjebak pada popularitas pemimpin yang sifatnya artificial. Melainkan harus bisa menemukan pemimpin populis yang benar-benar untuk kepentingan rakyat. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News