UM Surabaya

Di antara syair ada yang bersubjekkan hikmah-hikmah, pelajaran-pelajaran, dan etika-etika, seperti yang dijumpai pada syair sejumlah penyair masa Jahiliah yang antara lain Umayyah ibnu Abus Silt yang dinilai oleh Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) melalui sabdanya:

“آمَنَ شِعْرُهُ وَكَفَرَ قَلْبُهُ”

“Syairnya beriman, tetapi hatinya kafir.”

Salah seorang sahabat pernah mendendangkan syair sebanyak seratus bait syair untuk Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam)., dan sesudah tiap bait syair beliau (shallallahu ‘alaihi wasallam) mengatakan, “Terus,” yakni memintanya agar meneruskan bait-bait syairnya.

Abu Daud telah meriwayatkan melalui hadis Ubay ibnu Ka’b, Buraidah ibnul Khasib, serta Abdullah ibnu Abbas, bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda:

“إِنَّ مِنَ الْبَيَانِ سِحْرًا، وَإِنَّ مِنَ الشِّعْرِ حِكَمًا”

“Sesungguhnya di dalam paramasastra itu terdapat pengaruh yang memukaukan seperti pengaruh sihir, dan sesungguhnya di antara syair itu ada yang mengandung hikmah.”

Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:

{وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ}

“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya. (Yasin: 69) Maksudnya, Allah tidak mengajarkan syair kepada Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam).”

{وَمَا يَنْبَغِي لَهُ}

“dan bersyair itu tidak layak baginya.” (Yasin: 69)

Yaitu tidak pantas baginya bersyair.

{إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ}

“Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.” (Yasin: 69)

Yakni apa yang Kami ajarkan kepadanya itu.

{إِلا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ}

“tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.” (Yasin: 69)

Yakni yang jelas dan gamblang bagi orang yang mau merenungkan dan memikirkannya. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:

{لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا}

“supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup.” (Yasin: 70)

Supaya dengan Al-Qur’an yang memberi penerangan ini dia memberi peringatan kepada semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Ayat ini semakna dengan ayat lain yang mengatakan:

{لأنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ}

“Supaya dengan Al-Qur’an ini aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an (kepadanya).” (Al-An’am: 19)

Dan firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الأحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ}

“Dan barang siapa di antara mereka (kaum Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya.” (Hud: 17)

Dan sesungguhnya orang yang mau menerima peringatannya hanyalah orang yang hidup hatinya lagi terang pandangan mata hatinya, seperti yang dikatakan oleh Qatadah hidup hatinya dan hidup pandangannya. Sedangkan menurut Ad-Dahhak, makna yang dimaksud ialah yang berakal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini